Selasa, 21 Juli 2020

Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa


Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa


A. Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965)

       1. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.

Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan PKI Madiun, pemberontakan DI/TII, dan peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh PKI tentu saja komunisme, sedangkan pemberontakan DI/TII berlangsung dengan membawa ideologi agama.

Perlu kalian ketahui bahwa menurut Herbert Feith, seorang akademisi Australia, aliran politik besar yang terdapat di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan (terutama dapat dilihat sejak Pemilu 1955) terbagi dalam lima kelompok: nasionalisme radikal (diwakili antara lain oleh PNI), Islam (NU dan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai Sosialis Indonesia/ PSI), dan tradisionalis Jawa (Partai Indonesia Raya/PIR, kelompok teosofis/ kebatinan, dan birokrat pemerintah/pamong praja). Pada masa itu kelompok-kelompok tersebut nyatanya memang saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.

            2. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan kepentingan (vested interest).

Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan APRA, RMS, dan Andi Aziz. Vested Interest merupakan kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok. Kelompok ini biasanya berusaha untuk mengontrol suatu sistem sosial atau kegiatan untuk keuntungan sendiri. Mereka juga enggan untuk melepas posisi atau kedudukan yang diperolehnya sehingga sering menghalangi suatu proses perubahan. Baik APRA, RMS, dan Andi Aziz, semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNIL atau Tentara Kerajaan (di) Hindia Belanda, yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai. Dalam situasi seperti ini, konflik pun terjadi.

            3. Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan sistem pemerintahan.

Termasuk dalam kategori ini adalah persoalan negara federal dan BFO (Bijeenkomst Federal Overleg), serta pemberontakan PRRI dan Permesta.

Masalah yang berhubungan dengan negara federal mulai timbul ketika berdasarkan perjanjian Linggajati, Indonesia disepakati akan berbentuk negara serikat/federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). RI menjadi bagian RIS. Negara-negara federal lainnya misalnya adalah negara Pasundan, negara Madura, Negara Indonesia Timur. BFO sendiri adalah badan musyawarah negara-negara federal di luar RI yang dibentuk oleh Belanda. Awalnya, BFO berada di bawah kendali Belanda. Namun makin lama badan ini makin bertindak netral, tidak lagi semata-mata memihak Belanda. Pro-kontra tentang negara-negara federal inilah yang kerap juga menimbulkan pertentangan.

Sedangkan pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan perlawanan yang terjadi akibat adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap kebijakan pemerintahan pusat, yang dinilai tidak adil dan semakin condong ke kiri (komunis).

Sekarang mari kita bahas satu persatu konflik atau pergolakan yang terjadi di Indonesia pada 1948-1965, yang berhubungan dengan ketiga hal tersebut.

1.  Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi.

a)   Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun

Selain Partai Nasional Indonesia (PNI), PKI merupakan partai politik pertama yang didirikan sesudah proklamasi. Meski demikian, PKI bukanlah partai baru, karena telah ada sejak zaman pergerakan nasional sebelum dibekukan oleh pemerintah Hindia Belanda akibat memberontak pada tahun 1926.
Sejak merdeka sampai awal tahun 1948, PKI masih bersikap mendukung pemerintah, yang kebetulan memang dikuasai oleh golongan kiri. Hal ini terkait dengan Doktrin Dimitrov, yang menyatakan bahwa gerakan komunis harus bekerja sama dengan kapitalis dalam rangka menghadapi kekuatan fasis. Namun ketika golongan kiri terlempar dari pemerintahan, PKI menjadi partai oposisi dan bergabung dengan partai serta organisasi kiri lainnya dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang didirikan Amir Syarifuddin pada bulan Februari 1948. Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang Muso. Ia membawa berita bahwa Doktrin Dimitrov telah diganti dengan Doktrin Zhdanov dimana komunis harus bekerja sama dengan golongan nasionalis-progresif untuk menghadapi golongan kapitalis borjuis. Muso lalu membawa PKI ke dalam pemberontakan bersenjata yang dicetuskan di Madiun pada tanggal 18 September 1948 (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012).

Mengapa PKI memberontak? Alasan utamanya tentu bersifat ideologis, di mana mereka memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Berbagai upaya dilakukan oleh PKI untuk meraih kekuasaan. Di bawah pimpinan Musso, PKI berhasil menarik partai dan organisasi kiri dalam FDR bergabung ke dalam PKI. Partai ini lalu mendorong dilakukannya berbagai demonstrasi dan pemogokan kaum buruh dan petani. Sebagian kekuatan-kekuatan bersenjata juga berhasil masuk dalam pengaruh mereka. Muso juga kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengecam pemerintah dan membahayakan strategi diplomasi Indonesia melawan Belanda yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Pernyataan Muso lebih menunjukkan keberpihakannya pada Uni Soviet yang komunis.

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untuk meredam gerak ofensif PKI Muso. Namun kondisi politik sudah terlampau panas, sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang memihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI kemudian memusatkan kekuatannya di Madiun. Pada tanggal 18 September 1948, Muso memproklamirkan Republik Soviet Indonesia.

Presiden Soekarno segera bereaksi, dan berpidato di RRI Yogjakarta:

“…Saudara-saudara! Camkan benar apa artinja itu: Negara Republik Indonesia jang kita tjintai, hendak direbut oleh PKI Muso. Kemarin pagi PKI Muso, mengadakan coup, mengadakan perampasan kekuasaan di Madiun dan mendirikan di sana suatu pemerintahan Sovyet, di bawah pimpinan Muso. Perampasan ini mereka pandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh Pemerintahan Republik Indonesia. Saudara-saudara, camkanlah benar-benar apa artinja jang telah terdjadi itu. Negara Republik Indonesia hendak direbut oleh PKI Muso! 
Rakjat jang kutjinta ! Atas nama perdjuangan untuk Indonesia Merdeka, aku berseru kepadamu: “Pada saat jang begini genting, di mana engkau dan kita sekalian mengalami percobaan jang sebesar-besarnja dalam menentukan nasib kita sendiri, bagimu adalah pilihan antara dua: ikut Muso dengan PKI-nja jang akan membawa bangkrutnja cita-cita Indonesia Merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta, jang Insya Allah dengan bantuan Tuhan akan memimpin Negara Republik Indonesia jang merdeka, tidak didjadjah oleh negeri apa pun djuga. 
Buruh jang djudjur, tani jang djudjur, pemuda jang djudjur, rakyat jang djudjur, djanganlah memberikan bantuan kepada kaum pengatjau itu. Djangan tertarik siulan mereka! …Dengarlah, betapa djahatnja rentjana mereka itu! (Daud Sinyal, 1996).

Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang antikomunis terjadi. Kaum santri juga menjadi korban. Tetapi pasukan pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi kemudian berhasil mendesak mundur pemberontak. Puncaknya adalah ketika Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap. Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Tokoh-tokoh muda PKI seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri. Merekalah yang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ribuan orang tewas dan ditangkap pemerintah akibat pemberontakan Madiun ini. PKI gagal mengambil alih kekuasaan.

Dari kisah di atas, apa hal terpenting dari peristiwa pemberontakan PKI di Madiun ini bagi sejarah Indonesia kemudian?

Pertama, upaya membentuk tentara Indonesia yang lebih profesional menguat sejak pemberontakan tersebut. Berbagai laskar dan kekuatan bersenjata “liar” berhasil didemobilisasi (dibubarkan). Dari sisi perjuangan diplomasi, simpati AS sebagai penengah dalam konflik dan perundingan antara Indonesia dengan Belanda perlahan berubah menjadi dukungan terhadap Indonesia, meskipun hal ini tidak juga bisa dilepaskan dari strategi global AS dalam menghadapi ancaman komunisme.

Tetapi hal terpenting lain juga perlu dicatat. Bahwa konflik yang terjadi berdampak pula pada banyaknya korban yang timbul. Ketidakbersatuan bangsa Indonesia yang tampak dalam peristiwa ini juga dimanfaatkan oleh Belanda yang mengira Indonesia lemah, untuk kemudian melancarkan agresi militernya yang kedua pada Desember 1948.

b)   Pemberontakan Darul Islam /Tentara Islam Indonesia

Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh Sekarmaji.Marijan Kartosuwiryo. Ia dulu adalah salah seorang tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Perjanjian Renville membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam.

Salah satu keputusan Renville adalah pasukan RI dari daerah-daerah yang berada di dalam garis van Mook harus pindah ke daerah yang dikuasai RI. Divisi Siliwangi dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda. Akan tetapi laskar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII). Vakum (kosong)-nya kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan Kartosuwiryo. Meski awalnya ia memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka menunjang perjuangan RI, namun akhirnya perjuangan tersebut beralih menjadi perjuangan untuk merealisasikan cita-citanya. Ia lalu menyatakan pembentukan Darul Islam (negara Islam/DI) dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus 1948.

Persoalan timbul ketika pasukan Siliwangi kembali balik ke Jawa Barat. Kartosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI tersebut kecuali mereka mau bergabung dengan DI/TII. Ini sama saja Kartosuwiryo dengan DI/TII nya tidak mau mengakui pemerintah RI di Jawa Barat. Maka pemerintah pun bersikap tegas. Meski upaya menanggulangi DI/TII Jawa Barat pada awalnya terlihat belum dilakukan secara terarah, namun sejak 1959, pemerintah mulai melakukan operasi militer.
Operasi terpadu “Pagar Betis” digelar, di mana tentara pemerintah menyertakan juga masyarakat untuk mengepung tempat-tempat pasukan DI/ TII berada. Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak dan memotong arus perbekalan pasukan lawan. Selain itu diadakan pula operasi tempur dengan sasaran langsung basis-basis pasukan DI/TII. Melalui operasi ini pula Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tahun 1962. Ia lalu dijatuhi hukuman mati, yang menandai pula berakhirnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo.

Di Jawa Tengah, awal kasusnya juga mirip, di mana akibat persetujuan Renville daerah Pekalongan-Brebes-Tegal ditinggalkan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan aparat pemerintahan. Terjadi kevakuman di wilayah ini dan Amir Fatah beserta pasukan Hizbullah yang tidak mau di-TNI-kan segera mengambil alih.

Saat pasukan TNI kemudian balik kembali ke wilayah tersebut setelah Belanda melakukan agresi militernya yang kedua, sebenarnya telah terjadi kesepakatan antara Amir Fatah dan pasukannya dengan pasukan TNI. Amir Fatah bahkan diangkat sebagai koordinator pasukan di daerah operasi Tegal dan Brebes. Namun terjadi ketegangan karena berbagai persoalan antara pasukan Amir Fatah dengan TNI sering timbul kembali. Amir Fatah pun semakin berubah pikiran setelah utusan Kartosuwiryo datang menemuinya lalu mengangkatnya sebagai Panglima TII Jawa Tengah. Ia bahkan kemudian ikut memproklamirkan berdirinya Negara Islam di Jawa Tengah. Sejak itu terjadi kekacauan dan konflik terbuka antara pasukan Amir Fatah dengan pasukan TNI.

Tetapi berbeda dengan DI/TII di Jawa Barat, perlawanan Amir Fatah tidak terlalu lama. Kurangnya dukungan dari penduduk membuat perlawanannya cepat berakhir. Desember 1951, ia menyerah. Selain Amir Fatah, di Jawa Tengah juga timbul pemberontakan lain yang dipimpin oleh Kiai Haji Machfudz atau yang dikenal sebagai Kyai Sumolangu. Ia didukung oleh laskar bersenjata Angkatan Umat Islam (AUI) yang sejak didirikan memang berkeinginan menciptakan suatu negara Indonesia yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Meski demikian, dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, awalnya AUI bahu membahu dengan Tentara Republik dalam menghadapi Belanda. Wilayah operasional AUI berada di daerah Kebumen dan daerah sekitar pantai selatan Jawa Tengah.

Namun kerja sama antara AUI dengan Tentara RI mulai pecah ketika pemerintah hendak melakukan demobilisasi AUI. Ajakan pemerintah untuk berunding ditolak Kyai Sumolangu. Pada akhir Juli 1950 Kyai Sumolangu melakukan pemberontakan. Sesudah sebulan bertempur, tentara RI berhasil menumpas pemberontakan ini. Ratusan pemberontak dinyatakan tewas dan sebagian besar berhasil ditawan. Sebagian lainnya melarikan diri dan bergabung dengan pasukan TII di Brebes dan Tegal. Akibat pemberontakan ini kehancuran yang diderita di Kebumen besar sekali. Ribuan rakyat mengungsi dan ratusan orang ikut terbunuh. Selain itu desa-desa juga mengalami kerusakan berat.

Pemberontakan Darul Islam di Jawa Tengah lainnya juga dilakukan oleh Batalyon 426 dari Divisi Diponegoro Jawa Tengah. Ini adalah tentara Indonesia yang anggota-anggotanya berasal dari laskar Hizbullah. Simpati dan kerja sama mereka dengan Darul Islam pun jadinya tampak karena DI/TII juga berbasis pasukan laskar Hizbullah. Cakupan wilayah gerakan Batalyon 426 dalam pertempuran dengan pasukan RI adalah Kudus, Klaten, hingga Surakarta.Walaupun dianggap kuat dan membahayakan, namun hanya dalam beberapa bulan saja, pemberontakan Batalyon 426 ini juga berhasil ditumpas.

Selain di Jawa Barat dan Jawa Tengah, pemberontakan DI/TII terjadi pula di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar. Pada tahap awal, pemberontakan ini lebih disebabkan akibat ketidakpuasan para bekas pejuang gerilya kemerdekaan terhadap kebijakan pemerintah dalam membentuk Tentara Republik dan demobilisasi yang dilakukan di Sulawesi Selatan. Namun beberapa tahun kemudian pemberontakan malah beralih dengan bergabungnya mereka ke dalam DI/TII Kartosuwiryo.

Tokoh Kahar Muzakkar sendiri pada masa perang kemerdekaan pernah berjuang di Jawa bahkan menjadi komandan Komando Grup Sulawesi Selatan yang bermarkas di Yogyakarta. Setelah pengakuan kedaulatan tahun 1949 ia lalu ditugaskan ke daerah asalnya untuk membantu menyelesaikan persoalan tentang Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) di sana. KGSS dibentuk sewaktu perang kemerdekaan dan berkekuatan 16 batalyon atau satu divisi. Pemerintah ingin agar kesatuan ini dibubarkan lebih dahulu untuk kemudian dilakukan reorganisasi tentara kembali. Semua itu dalam rangka penataan ketentaraan. Namun anggota KGSS menolaknya.

Begitu tiba, Kahar Muzakkar diangkat oleh Panglima Tentara Indonesia Timur menjadi koordinator KGSS, agar mudah menyelesaikan persoalan. Namun Kahar Muzakkar malah menuntut kepada Panglimanya agar KGSS bukan dibubarkan, melainkan minta agar seluruh anggota KGSS dijadikan tentara dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ini langsung ditolak karena pemerintah berkebijakan hanya akan menerima anggota KGSS yang memenuhi syarat sebagai tentara dan lulus seleksi. Kahar Muzakkar tidak menerima kebijakan ini dan memilih berontak diikuti oleh pasukan pengikutnya. 
Selama masa pemberontakan, Kahar Muzakkar pada tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo. Pemberontakan yang dilakukan Kahar memang memerlukan waktu lama untuk menumpasnya. Pemberontakan baru berakhir pada tahun 1965. Di tahun itu, Kahar Muzakkar tewas tertembak dalam suatu penyergapan.
Pemberontakan yang berkait dengan DI/TII juga terjadi di Kalimantan Selatan. Namun dibandingkan dengan gerakan DI/TII yang lain, ini adalah pemberontakan yang relatif kecil, dimana pemberontak tidak menguasai daerah yang luas dan pergerakan pasukan yang besar. Meski begitu, pemberontakan berlangsung lama dan berlarut-larut hingga tahun 1963 saat Ibnu Hajar, pemimpinnya, tertangkap.
Timbulnya pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan ini sesungguhnya bisa ditelusuri hingga tahun 1948 saat Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV, sebagai pasukan utama Indonesia dalam menghadapi Belanda di Kalimantan Selatan, telah tumbuh menjadi tentara yang kuat dan berpengaruh di wilayah tersebut. Namun ketika penataan ketentaraan mulai dilakukan di Kalimantan Selatan oleh pemerintah pusat di Jawa, tidak sedikit anggota ALRI Divisi IV yang merasa kecewa karena diantara mereka ada yang harus didemobilisasi atau mendapatkan posisi yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Suasana mulai resah dan keamanan di Kalimantan Selatan mulai terganggu. Penangkapan-penangkapan terhadap mantan anggota ALRI Divisi IV terjadi. Salah satu alasannya adalah karena diantara mereka ada yang mencoba menghasut mantan anggota ALRI yang lain untuk memberontak.

Diantara para pembelot mantan anggota ALRI Divisi IV adalah Letnan Dua Ibnu Hajar. Dikenal sebagai figur berwatak keras, dengan cepat ia berhasil mengumpulkan pengikut, terutama di kalangan anggota ALRI Divisi IV yang kecewa terhadap pemerintah. Ibnu Hajar bahkan menamai pasukan barunya sebagai Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas (KRIyT). Kerusuhan segera saja terjadi. Berbagai penyelesaian damai coba dilakukan pemerintah, namun upaya ini terus mengalami kegagalan. Pemberontakan pun pecah.
Akhir tahun 1954, Ibnu Hajar memilih untuk bergabung dengan pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo, yang menawarkan kepadanya jabatan dalam pemerintahan DI/TII sekaligus Panglima TII Kalimantan. Konflik dengan tentara Republik pun tetap terus berlangsung bertahun-tahun. Baru pada tahun 1963, Ibnu Hajar menyerah. Ia berharap mendapat pengampunan. Namun pengadilan militer menjatuhinya hukuman mati.

Daerah pemberontakan DI/TII berikutnya adalah Aceh. Ada sebab dan akhir yang berbeda antara pemberontakan di daerah ini dengan daerah-daerah DI/TII lainnya.

Di Aceh, pemicu langsung pecahnya pemberontakan adalah ketika pada tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai bagian dari propinsi Sumatera Utara. Para ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) menolak hal ini. Bagi mereka, pemerintah terlihat tidak menghargai masyarakat Aceh yang telah berjuang membela republik. Mereka menuntut agar Aceh memiliki otonomi sendiri dan mengancam akan bertindak bila tuntutan mereka tak dipenuhi. Tokoh terdepan PUSA dalam hal ini adalah Daud Beureuh.

Pemerintah pusat kemudian berupaya menempuh jalan pertemuan. Wakil Presiden M. Hatta (1950), Perdana Menteri M. Natsir (1951), bahkan Soekarno (1953) menyempatkan diri ke Aceh untuk menyelesaikan persoalan ini, namun mengalami kegagalan. Akhirnya pada tahun 1953, setelah Daud Beureuh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo, ia menyatakan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang dipimpin Kartosuwiryo.

Konflik antara pengikut Daud Beureuh dengan tentara RI pun berkecamuk dan tak menentu selama beberapa tahun, sebelum akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah istimewa pada tahun 1959. Tiga tahun setelah itu Daud Beureuh kembali dari pertempuran yang telah selesai. Ia mendapat pengampunan.


c) Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)
Inilah peristiwa yang hingga kini masih menyimpan kontroversi. Utamanya adalah yang             berhubungan dengan pertanyaan “Siapa dalang Gerakan 30 September 1965 sebenarnya?”

Setidaknya terdapat tujuh teori mengenai peristiwa kudeta G30S tahun 1965 ini:

 1)   Gerakan 30 September merupakan Persoalan Internal Angkatan Darat (AD).

Dikemukakan antara lain oleh Ben Anderson, W.F.Wertheim, dan Coen Hotsapel, teori ini menyatakan bahwa G30S hanyalah peristiwa yang timbul akibat adanya persoalan di kalangan AD sendiri. Hal ini misalnya didasarkan pada pernyataan pemimpin Gerakan, yaitu Letnan Kolonel Untung yang menyatakan bahwa para pemimpin AD hidup bermewah-mewahan dan memperkaya diri sehingga mencemarkan nama baik AD. Pendapat seperti ini sebenarnya berlawanan dengan kenyataan yang ada. Jenderal Nasution misalnya, Panglima Angkatan Bersenjata ini justru hidupnya sederhana.

  2) Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).

Teori ini berasal antara lain dari tulisan Peter Dale Scott atau Geoffrey Robinson. Menurut teori ini AS sangat khawatir Indonesia jatuh ke tangan komunis. PKI pada masa itu memang tengah kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di Indonesia. Karena itu CIA kemudian bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk memprovokasi PKI agar melakukan gerakan kudeta. Setelah itu, ganti PKI yang dihancurkan. Tujuan akhir skenario CIA ini adalah menjatuhkan kekuasaan Soekarno.

           3) Gerakan 30 September merupakan Pertemuan antara Kepentingan Inggris-AS.

Menurut teori ini G30S adalah titik temu antara keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan keinginan AS agar Indonesia terbebas dari komunisme. Dimasa itu, Soekarno memang tengah gencar melancarkan provokasi menyerang Malaysia yang dikatakannya sebagai negara boneka Inggris. Teori dikemukakan antara lain oleh Greg Poulgrain.
4) Soekarno adalah Dalang Gerakan 30 September.

Teori yang dikemukakan antara lain oleh Anthony Dake dan John Hughes ini beranjak dari asumsi bahwa Soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan oposisi terhadap dirinya, yang berasal dari sebagian perwira tinggi AD. Karena PKI dekat dengan Soekarno, partai inipun terseret. Dasar teori ini antara lain berasal dari kesaksian Shri Biju Patnaik, seorang pilot asal India yang menjadi sahabat banyak pejabat Indonesia sejak masa revolusi. Ia mengatakan bahwa pada 30 September 1965 tengah malam Soekarno memintanya untuk meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Menurut Patnaik, Soekarno berkata “sesudah itu saya akan menutup lapangan terbang”. Di sini Soekarno seakan tahu bahwa akan ada “peristiwa besar” esok harinya.

Namun teori ini dilemahkan antara lain dengan tindakan Soekarno yang ternyata kemudian menolak mendukung G30S. Bahkan pada 6 Oktober 1965, dalam sidang Kabinet Dwikora di Bogor, ia mengutuk gerakan ini.

5) Tidak ada Pemeran Tunggal dan Skenario Besar dalam Peristiwa Gerakan 30 September (Teori Chaos).

Dikemukakan antara lain oleh John D. Legge, teori ini menyatakan bahwa tidak ada dalang tunggal dan tidak ada skenario besar dalam G30S. Kejadian ini hanya merupakan hasil dari perpaduan antara, seperti yang disebut Soekarno: “unsur-unsur Nekolim (negara Barat), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar”. Semuanya pecah dalam improvisasi di lapangan.

6) Soeharto sebagai Dalang Gerakan 30 September

Pendapat yang menyatakan bahwa Soeharto adalah dalang Gerakan 30 September antara lain dikemukakan oleh Brian May dalam bukunya, “Indonesian Tragedy”. Menurut Brian May terdapat kedekatan hubungan antara Letkol. Untung sebagai pemimpin Gerakan 30 September 1965 dengan Mayjen. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.

7) Dalang Gerakan 30 September adalah PKI

Menurut teori ini tokoh-tokoh PKI adalah penanggungjawab peristiwa kudeta, dengan cara memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilancarkan PKI antara tahun 1959-1965. Dasar lainnya adalah bahwa setelah G30S, beberapa perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC PKI sempat terjadi di Blitar Selatan, Grobogan, dan Klaten.
Teori yang dikemukakan antara lain oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh ini merupakan teori yang paling umum didengar mengenai kudeta tanggal 30 September 1965.

Namun terlepas dari teori mana yang benar mengenai peristiwa G30S, yang pasti sejak Demokrasi Terpimpin secara resmi dimulai pada tahun 1959, Indonesia memang diwarnai dengan figur Soekarno yang menampilkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Indonesia. Ia juga menjadi kekuatan penengah di antara dua kelompok politik besar yang saling bersaing dan terkurung dalam pertentangan yang tidak terdamaikan saat itu: AD dengan PKI.

Juli 1960 misalnya, PKI melancarkan kecaman-kecaman terhadap kabinet dan tentara. Ketika tentara bereaksi, Soekarno segera turun tangan hingga persoalan ini sementara selesai. Hal ini kemudian malah membuat hubungan Soekarno dengan PKI kian dekat (Crouch, 1999 dan Ricklefs, 2010).

Bulan Agustus 1960 Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang merupakan partai pesaing PKI, dibubarkan pemerintah. PKI pun semakin giat melakukan mobilisasi massa untuk meningkatkan pengaruh dan memperbanyak anggota. Partai-partai lain seperti NU dan PNI hingga saat itu praktis telah dilumpuhkan (Feith, 1998).

Di tingkat pusat, PKI mulai berusaha dengan sungguh-sungguh untuk duduk dalam kabinet. Mungkin PKI merasa kedudukannya sudah cukup kuat. Pada tahun-tahun sebelumnya partai ini umumnya hanya melancarkan kritik terhadap pemerintah khususnya para menteri yang memiliki pandangan politik berbeda dengan mereka.
Di bidang kebudayaan, saat sekelompok cendekiawan anti-PKI memproklamasikan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) yang tidak ingin kebudayaan nasional didominasi oleh suatu ideologi politik tertentu (misalnya komunis), Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang pro PKI segera mengecam keras. Soekarno ternyata menyepakati kecaman itu. Tidak sampai satu tahun usianya, Manikebu dilarang pemerintah.
Sedangkan di daerah, persoalan-persoalan yang muncul tampaknya malah lebih pelik lagi karena bersinggungan dengan konflik yang lebih radikal. Hal ini sebagian merupakan akibat dari masalah-masalah yang ditimbulkan oleh program di bidang agraria (landreform/UU Pokok Agraria 1960), dimana PKI segera melancarkan apa yang disebut sebagai kampanye aksi sepihak. Aksi ini merupakan upaya mengambil alih tanah milik pihak-pihak mapan di desa dengan paksa dan menolak janji-janji bagi hasil yang lama. “Tujuh Setan Desa” karenanya dirumuskan oleh PKI, yang terdiri dari tuan tanah jahat, lintah darat, tukang ijon, tengkulak jahat, kapitalis birokrat desa, pejabat desa jahat dan bandit desa. “Setan Desa”menurut versi PKI ini, menurut Tornquist, ujung-ujungnya merujuk pada para pemilik tanah (Tornquist, 2011).
Adegan-adegan protes pun berlangsung bahkan radikalisme dipraktikkan hingga upaya menurunkan lurah serta aksi protes terhadap para sesepuh desa. Dalam aksi pengambilalihan tanah --terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, juga Bali, Jawa Barat dan Sumatera Utara-- massa PKI-pun terlibat dalam pertentangan yang sengit dengan, tentu saja, para tuan tanah, juga kaum birokrat dan para pengelola yang berasal dari kalangan tentara. Para tuan tanah kebetulan pula kebanyakan berasal dari kalangan muslim yang taat dan pendukung PNI. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan PKI, khususnya di Jawa Timur, segera saja berhadapan muka dengan para santri NU.
Di kota-kota tindakan liar juga bukan tidak terjadi. Ini misalnya tergambar dalam cerita mengenai istri seorang dokter terkenal di Solo, yang akan pergi ke suatu resepsi. Ia, yang mengenakan kebaya lengkap dengan sanggul besar dan sepatu hak tinggi, digiring oleh ratusan tukang becak di tengah terik matahari ke kantor polisi untuk menyelesaikan pertikaian harga becak. Adegan serupa pernah juga terjadi di berbagai kota. Ada pula para kepala desa yang sudah tua disidangkan di depan pengadilan rakyat (Ong Hok Ham,1999).

Selama tahun 1964, perlawanan terhadap aksi sepihak semakin lama semakin kuat. Kekerasan jadinya semakin kerap terjadi. Di Jawa Timur tindak balasan anti PKI dipelopori oleh kelompok pemuda NU, yaitu Ansor.

Hubungan Angkatan Darat dengan PKI sendiri pada masa itu juga kian memanas. Sindiran dan kritik kerap dilontarkan para petinggi PKI terhadap AD.

Pada bulan-bulan awal tahun 1965 PKI “menyerang” para pejabat anti PKI dengan menuduhnya sebagai kapitalis birokrat yang korup. Demonstrasi-demonstrasi juga dilakukan untuk menuntut pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Maka hingga pertengahan tahun 1965 atau sebelum pecah kudeta di awal Oktober, kekuatan politik di ibukota tampaknya sudah semakin bergeser ke kiri. PKI kian berada di atas angin dengan perjuangan partai yang semakin intensif.
Usul pembentukan angkatan ke-5 selain AD-AU-AL-AK yang dikemukakan oleh PKI pada Januari 1965, diakui memang semakin memperkeruh suasana terutama dalam hubungan antara PKI dan TNI AD. Tentara telah membayangkan bagaimana 21 juta petani dan buruh bersenjata, bebas dari pengawasan mereka.

Bagi para petinggi militer gagasan ini bisa berarti pengukuhan aksi politik yang matang, bermuara pada dominasi PKI yang hendak mendirikan pemerintahan komunis yang pro-RRC (Republik Rakyat Cina yang komunis) di Indonesia (Southwood dan Flanagan, 2013). Usulan ini akhirnya memang gagal direalisasikan.
PKI lalu meniupkan isu tentang adanya Dewan Jenderal di tubuh AD yang tengah mempersiapkan suatu kudeta. Di sini, PKI menyodorkan “Dokumen Gilchrist” yang ditandatangani Duta Besar Inggris di Indonesia. Isi dokumen ditafsirkan sebagai isyarat adanya operasi dari pihak Inggris-AS dengan melibatkan our local army friend (kawan-kawan kita dari tentara setempat) untuk melakukan kudeta. Meski kebenaran isi dokumen ini diragukan dan Jenderal Ahmad Yani kemudian menyanggah keberadaan Dewan Jenderal ini saat Presiden Soekarno bertanya kepadanya, namun pertentangan PKI dengan Angkatan Darat kini tampaknya telah mencapai level yang akut. Pada bulan Mei 1965, Pelda. Sujono yang berusaha menghentikan penyerobotan tanah perkebunan tewas dibunuh sekelompok orang dari BTI dalam peristiwa Bandar Betsy di Sumatera Utara. Jenderal Yani segera menuntut agar mereka yang terlibat dalam peristiwa Bandar Betsy diadili. Sikap tegasnya didukung penuh oleh organisasi-organisasi Islam, Protestan, dan Katolik. 
Sementara itu di Mantingan, PKI berusaha mengambil paksa tanah wakaf Pondok Modern Gontor seluas 160 hektar (Ambarwulan dan Kasdi dalam Taufik Abdullah, ed., 2012: 139). Sebuah tindakan yang tentu saja semakin membuat marah kalangan Islam. Apalagi empat bulan sebelumnya telah terjadi peristiwa Kanigoro Kediri, dimana BTI telah membuat kacau peserta mental Training Pelajar Islam Indonesia dan memasuki tempat ibadah saat subuh tanpa melepas alas kaki yang penuh lumpur lalu melecehkan Al Quran. 
Suasana pertentangan antara PKI dengan AD dan golongan lain non PKI pun telah sedemikian panasnya menjelang tanggal 30 September 1965. Apalagi pada bulan Juli sebelumnya Soekarno tiba-tiba jatuh sakit. Tim dokter Cina yang didatangkan DN Aidit untuk memeriksa Soekarno menyimpulkan bahwa presiden RI tersebut kemungkinan akan meninggal atau lumpuh. Maka dalam rapat Politbiro PKI tanggal 28 September 1965, pimpinan PKI pun memutuskan untuk bergerak. 
Dipimpin Letnan Kolonel Untung, perwira yang dekat dengan PKI, pasukan pemberontak melaksanakan “Gerakan 30 September” dengan menculik dan membunuh para jenderal dan perwira di pagi buta tanggal 1 Oktober 1965. Jenazah para korban lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya Jakarta. Mereka adalah : Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima AD), Mayor Jenderal S. Parman, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean. Sedangkan Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan, namun putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban. Di Yogyakarta Gerakan 30 September juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap perwira AD yang anti PKI, yaitu: Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiono. 
Pada berita RRI pagi harinya, Letkol. Untung lalu menyatakan pembentukan “Dewan Revolusi”, sebuah pengumuman yang membingungkan masyarakat. 
Dalam situasi tak menentu itulah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal Soeharto segera berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat, karena Jenderal Ahmad Yani selaku Men/Pangad saat itu belum diketahui ada dimana. Setelah berhasil menghimpun pasukan yang masih setia kepada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Bukan saja di Jakarta, melainkan hingga basis mereka di daerah-daerah lainnya. Dalam perkembangan berikutnya, ketika diketahui bahwa Gerakan September ini berhubungan dengan PKI, maka pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI juga terjadi. Bukan saja oleh pasukan yang setia pada Pancasila tetapi juga dibantu oleh masyarakat yang tidak senang dengan sepak terjang PKI. G30S/PKI pun berhasil ditumpas, menandai pula berakhirnya gerakan dari Partai Komunis Indonesia.


2.  Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Kepentingan.

a)    Pemberontakan APRA

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1949. Ini adalah milisi bersenjata yang anggotanya terutama berasal dari tentara Belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat, yang saat itu masih berbentuk negara bagian Pasundan. Basis pasukan APRIS di Jawa Barat adalah Divisi Siliwangi. APRA ingin agar keberadaan negara Pasundan dipertahankan sekaligus menjadikan mereka sebagai tentara negara federal di Jawa Barat. Karena itu, pada Januari 1950 Westerling mengultimatum pemerintah RIS. Ultimatum ini segera dijawab Perdana Menteri Hatta dengan memerintahkan penangkapan terhadap Westerling. 
APRA malah bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak dan melakukan tindakan teror. Puluhan anggota APRIS gugur. Diketahui pula kemudian kalau APRA bermaksud menyerang Jakarta dan ingin membunuh antara lain Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX dan Kepala APRIS Kolonel T.B. Simatupang. Namun semua itu akhirnya dapat digagalkan oleh pemerintah. Westerling kemudian melarikan diri ke Belanda.


b)    Peristiwa Andi Aziz

Seperti halnya pemberontakan APRA di Bandung, peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT). Ketika akhirnya tentara Indonesia benar-benar didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan tujuan memelihara keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan di kalangan pasukan Andi Aziz. Ada kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan APRIS.

Pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksi dengan menduduki beberapa tempat penting, bahkan menawan Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur, Pemerintahpun bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang.

April 1950, pemerintah memerintahkan Andi Aziz agar melapor ke Jakarta akibat peristiwa tersebut, dan menarik pasukannya dari tempat-tempat yang telah diduduki, menyerahkan senjata serta membebaskan tawanan yang telah mereka tangkap. Tenggat waktu melapor adalah 4 x 24 jam. Namun Andi Aziz ternyata terlambat melapor, sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun segera ditangkap di Jakarta setibanya ia ke sana dari Makasar. Ia juga kemudian mengakui bahwa aksi yang dilakukannya berawal dari rasa tidak puas terhadap APRIS. Pasukannya yang memberontak akhirnya berhasil ditumpas oleh tentara Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.


c) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Sesuai dengan namanya, pemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat dan menggantinya dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Ch.R.S. Soumokil pada April 1950, RMS didukung oleh mantan pasukan KNIL.

Upaya penyelesaian secara damai awalnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yang mengutus dr. Leimena untuk berunding. Namun upaya ini mengalami kegagalan. Pemerintah pun langsung mengambil tindakan tegas, dengan melakukan operasi militer di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

Kelebihan pasukan KNIL RMS adalah mereka memiliki kualifikasi sebagai pasukan komando. Konsentrasi kekuatan mereka berada di Pulau Ambon dengan medan perbentengan alam yang kokoh. Bekas benteng pertahanan Jepang juga dimanfaatkan oleh pasukan RMS. Oleh karena medan yang berat ini, selama peristiwa perebutan pulau Ambon oleh TNI, terjadi pertempuran frontal dan dahsyat dengan saling bertahan dan menyerang. Meski kota Ambon sebagai ibukota RMS berhasil direbut dan pemberontakan ini akhirnya ditumpas, namun TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan Kolonel Soediarto yang gugur tertembak. Soumokil sendiri awalnya berhasil melarikan diri ke pulau Seram, namun ia akhirnya ditangkap tahun 1963 dan dijatuhi hukuman mati.

   3. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem

Pemerintahan.

a)    Pemberontakan PRRI dan Permesta

Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Persoalan kemudian ternyata malah meluas pada tuntutan otonomi daerah. Ada ketidakadilan yang dirasakan beberapa tokoh militer dan sipil di daerah terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan pada Desember 1956 dan Februari 1957, seperti
              Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

              Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon.

              Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol. Barlian.

              Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing. Beberapa tokoh sipil dari pusatpun mendukung mereka bahkan bergabung ke dalamnya, seperti Syafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir.

KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda sebenarnya berusaha mengatasi krisis ini dengan jalan musyawarah, namun gagal.

Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan menyerahkan mandatnya kepada presiden. Tuntutan tersebut jelas ditolak pemerintah pusat. Krisis pun akhirnya memuncak ketika pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh dewan perjuangan di Sumatera dianggap mengikuti pemerintahan ini. Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr. Syafruddin Prawiranegara. 
Bagi Syafruddin, pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan negara Indonesia, dan bukan memisahkan diri. Apalagi PKI saat itu mulai memiliki pengaruh besar di pusat. Tokoh-tokoh sipil yang ikut dalam PRRI sebagian memang berasal dari partai Masyumi yang dikenal anti PKI. 
Berita proklamasi PRRI ternyata disambut dengan antusias pula oleh para tokoh masyarakat Manado, Sulawesi Utara. Kegagalan musyawarah dengan pemerintah, menjadikan mereka mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesta sekaligus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat (Kabinet Juanda). 
Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas. Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam-diam ternyata didukung Amerika Serikat. AS berkepentingan dengan pemberontakan ini karena kekhawatiran mereka terhadap pemerintah pusat Indonesia yang bisa saja semakin dipengaruhi komunis. Pada tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil dipadamkan.


b)   Persoalan Negara Federal dan BFO

Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian (BFO/ Bijeenkomst voor Federal Overleg) mau tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan. Persaingan yang timbul terutama adalah antara golongan federalis yang ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan golongan unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan.

Dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946 misalnya, pertemuan untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti oleh wakil dari berbagai daerah non RI itu, ternyata mendapat reaksi keras dari para politisi pro RI yang ikut serta. Mr. Tadjudin Noor dari Makasar bahkan begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi.

Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan lagu Indonesia Raya digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi persoalan yang tidak bisa diputuskan dalam konferensi. Kabinet NIT juga secara tidak langsung ada yang jatuh karena persoalan negara federal ini (1947). 
Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi pertentangan. Sejak pembentukannya di Bandung pada bulan Juli 1948, BFO telah terpecah ke dalam dua kubu. Kelompok pertama menolak kerja sama dengan Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat. Kubu ini dipelopori oleh Ide Anak Agung Gde Agung (NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T. Djumhana (Negara Pasundan). Kubu kedua dipimpin oleh Sultan Hamid II (Pontianak) dan dr. T. Mansur (Sumatera Timur). Kelompok ini ingin agar garis kebijakan bekerja sama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II-nya, pertentangan antara dua kubu ini kian sengit. Dalam sidang-sidang BFO selanjutnya kerap terjadi konfrontasi antara Anak Agung dengan Sultan Hamid II. Di kemudian hari, Sultan Hamid II ternyata bekerja sama dengan APRA Westerling mempersiapkan pemberontakan terhadap pemerintah RIS. 
Setelah Konferensi Meja Bundar atau KMB (1949), persaingan antara golongan federalis dan unitaris makin lama makin mengarah pada konflik terbuka di bidang militer, pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan masalah psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB menyebutkan bahwa inti anggota APRIS diambil dari TNI, sedangkan lainnya diambil dari personel mantan anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan bekerja sama dengan bekas musuhnya, yaitu KNIL. Sebaliknya anggota KNIL menuntut agar mereka ditetapkan sebagai aparat negara bagian dan mereka menentang masuknya anggota TNI ke negara bagian (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012.). Kasus APRA Westerling dan mantan pasukan KNIL Andi Aziz sebagaimana telah dibahas sebelumnya adalah cermin dari pertentangan ini. 
Namun selain pergolakan yang mengarah pada perpecahan, pergolakan bernuansa positif bagi persatuan bangsa juga terjadi. Hal ini terlihat ketika negara-negara bagian yang keberadaannya ingin dipertahankan setelah KMB, harus berhadapan dengan tuntutan rakyat yang ingin agar negara-negara bagian tersebut bergabung ke RI.

B. Dari Konflik Menuju Konsensus Suatu Pembelajaran

Salah satu guna sejarah adalah kegunaan edukatif. Maksudnya, dengan mempelajari sejarah maka orang dapat mengambil hikmah dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat pada masa lampau, yang tentu saja dapat dikaitkan dengan masa sekarang. Keberhasilan di masa lampau akan dapat memberi pengalaman pada masa sekarang. Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini.

Karena itu sebelum kita melanjutkan ke bab ini, kalian akan belajar tentang bagaimana sejarah dapat memberikan hikmah keteladanan atau pembelajaran dalam kehidupan berbangsa, ada baiknya bila kita coba mengingat kembali materi pada bab sebelumnya.


1.  Kesadaran Terhadap Pentingnya Integrasi Bangsa

Pentingnya kesadaran terhadap integrasi bangsa dapat dihubungkan dengan masih terdapatnya potensi konflik di beberapa wilayah Indonesia pada masa kini. Kementerian Sosial saja memetakan bahwa pada tahun 2014 Indonesia masih memiliki 184 daerah dengan potensi rawan konflik sosial. Enam di antaranya diprediksi memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, yaitu Papua, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa
Konflik bahkan bukan saja dapat mengancam persatuan bangsa. Kita juga harus menyadari betapa konflik yang terjadi dapat menimbulkan banyak korban dan kerugian. Sejarah telah memberitahu kita bagaimana pemberontakan-pemberontakan yang pernah terjadi selama masa tahun 1948 hingga 1965 telah menewaskan banyak sekali korban manusia. Ribuan rakyat mengungsi dan berbagai tempat pemukiman mengalami kerusakan berat. Belum lagi kerugian yang bersifat materi dan psikis masyarakat. Semua itu hanyalah akan melahirkan penderitaan bagi masyarakat kita sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut, cobalah kalian baca wacana berikut ini dan ikutilah instruksi yang diberikan. Carilah hikmah yang terkandung di dalamnya agar kita dapat menyadari betapa pentingnya persatuan bangsa tersebut:


2.  Teladan Para Tokoh Persatuan

Tahukah kalian bahwa jumlah tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah sebagai pahlawan nasional hingga tahun 2017 ini adalah 173 orang? Tidak sembarangan orang memang dapat menyandang secara resmi gelar pahlawan nasional. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu di antaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lainnya untuk mencapai/ merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Beberapa tokoh di bawah ini merupakan para pahlawan nasional yang memiliki jasa dalam mewujudkan integrasi bangsa Indonesia. Tidak semua tokoh pahlawan dapat dibahas di sini. Selain jumlahnya yang banyak, mereka juga berasal dari berbagai bidang atau daerah yang berbeda.
Untuk pahlawan dari daerah, kita akan mengambil hikmah para pejuang yang berasal dari wilayah paling timur Indonesia, yaitu Papua. Di antara mereka mungkin kalian ada yang belum mengenalnya, padahal sesungguhnya mereka mempunyai jasa yang sama dalam upaya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tiga tokoh akan kita bahas di sini, yaitu Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey.
Keteladanan para tokoh pahlawan nasional Indonesia juga dapat kita lihat dalam bentuk pengorbanan jabatan dan materi dari mereka yang berstatus raja. Sultan Hamengku Buwono IX dan Sultan Syarif Kasim II adalah dua tokoh nasional yang akan dibahas dalam bab ini. Kita akan melihat bagaimana tokoh-tokoh ini lebih mengedepankan keindonesiaan mereka terlebih dahulu daripada kekuasaan atas kerajaan sah yang mereka pimpin, tanpa menghitung untung rugi.
Selain tokoh-tokoh yang berkiprah dalam bidang politik dan perjuangan bersenjata, kita juga akan mengambil hikmah keteladanan dari tokoh yang berjuang di bidang seni. Nama Ismail Marzuki mungkin telah kalian kenal sebagai pencipta lagu-lagu nasional. Namun mungkin juga masih ada di antara kalian yang belum mengenal siapa sebenarnya Ismail Marzuki dan kiprah apa yang ia berikan bagi integrasi Indonesia. Maka tokoh Ismail Marzuki ini akan juga kita bahas dalam bab mengenai keteladanan para tokoh nasional ini.

1)  Pahlawan Nasional dari Papua:

Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey

Posisi Papua dalam sejarah Indonesia setelah kemerdekaan sebenarnya unik. Papua adalah wilayah di Indonesia yang bahkan setelah RI kembali menjadi negara kesatuan pada tahun 1950 pun, tetap berada dalam kendali Belanda. Khusus persoalan Papua, berdasarkan hasil KMB tahun 1949, sesungguhnya akan dibicarakan kembali oleh pemerintah RI dan Belanda “satu tahun kemudian”. Nyatanya hingga tahun 1962, ketika Indonesia akhirnya memilih jalan perjuangan militer dalam merebut wilayah ini, Belanda tetap berupaya mempertahankan Papua. 
Meski demikian, dalam kurun waktu selama itu, bukan berarti rakyat Papua berdiam diri untuk tidak menunjukkan nasionalisme keindonesiaan mereka. Berbagai upaya juga mereka lakukan agar bisa menjadikan Papua sebagai bagian dari negara Republik Indonesia. Muncullah tokoh-tokoh yang memiliki peran besar dalam upaya integrasi tersebut, seperti Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey. 
Frans Kaisiepo (1921-1979) adalah salah seorang tokoh yang mempopulerkan lagu Indonesia Raya di Papua saat menjelang Indonesia merdeka. Ia juga turut berperan dalam pendirian Partai Indonesia Merdeka (PIM) pada tanggal 10 Mei 1946. Pada tahun yang sama, Kaisiepo menjadi anggota delegasi Papua dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan, dimana ia sempat menyebut Papua (Nederlands Nieuw Guinea) dengan nama Irian yang konon diambil dari bahasa Biak dan berarti daerah panas. Namun kata Irian tersebut malah diberinya pengertian lain : “Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands (Kemensos, 2013). Dalam konferensi ini, Frans Kaisiepo juga menentang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT) karena NIT tidak memasukkan Papua ke dalamnya. Ia lalu mengusulkan agar Papua dimasukkan ke dalam Keresidenan Sulawesi Utara. 
Tahun 1948 Kaisiepo ikut berperan dalam merancang pemberontakan rakyat Biak melawan pemerintah kolonial Belanda. Setahun setelahnya, ia menolak menjadi ketua delegasi Nederlands Nieuw Guinea ke Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Konsekuensi atas penolakannya adalah selama beberapa tahun setelah itu ia dipekerjakan oleh pemerintah kolonial di distrik-distrik terpencil Papua. Tahun 1961 ia mendirikan partai politik Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang menuntut penyatuan Nederlans Nieuw Guinea ke negara Republik Indonesia. Wajar bila ia kemudian banyak membantu para tentara pejuang Trikora saat menyerbu Papua. 
Pada paruh tahun terakhir tahun 1960-an, Kaisiepo berupaya agar Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) bisa dimenangkan oleh masyarakat yang ingin Papua bergabung ke Indonesia. Proses tersebut akhirnya menetapkan Papua menjadi bagian dari negara Republik Indonesia.

Silas Papare (1918-1978) membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) hanya sekitar sebulan setelah Indonesia merdeka. Tujuan KIM yang dibentuk pada bulan September 1945 ini adalah untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan dalam membela dan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bulan Desember tahun yang sama, Silas Papare bersama Marthen Indey dianggap mempengaruhi Batalyon Papua bentukan Sekutu untuk memberontak terhadap Belanda. Akibatnya mereka berdua ditangkap Belanda dan dipenjara di Holandia (Jayapura).

Setelah keluar dari penjara, Silas Papare mendirikan Partai Kemerdekaaan Irian. Karena Belanda tidak senang, ia kemudian ditangkap dan kembali dipenjara, kali ini di Biak. Partai ini kemudian diundang pemerintah RI ke Yogyakarta. Silas Papare yang sudah bebas pergi ke sana dan bersama dengan teman-temannya membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta. Sepanjang tahun 1950-an ia berusaha keras agar Papua menjadi bagian dari Republik Indonesia. Tahun 1962 ia mewakili Irian Barat duduk sebagai anggota delegasi RI dalam Perundingan New York antara Indonesia-Belanda dalam upaya penyelesaian masalah Papua. Berdasarkan “New York Agreement” ini, Belanda akhirnya setuju untuk mengembalikan Papua ke Indonesia.

Marthen Indey (1912–1986) sebelum Jepang masuk ke Indonesia adalah seorang anggota polisi Hindia Belanda. Namun jabatan ini bukan berarti melunturkan sikap nasionalismenya. Keindonesiaan yang ia miliki justru semakin tumbuh tatkala ia kerap berinteraksi dengan tahanan politik Indonesia yang dibuang Belanda ke Papua. Ia bahkan pernah berencana bersama anak buahnya untuk berontak terhadap Belanda di Papua, namun gagal. Antara tahun 1945-1947, Indey masih menjadi pegawai pemerintah Belanda dengan jabatan sebagai Kepala Distrik. Meski demikian, bersama-sama kaum nasionalis di Papua, secara sembunyi-sembunyi ia malah menyiapkan pemberontakan. Tetapi sekali lagi, pemberontakan ini gagal dilaksanakan.

Sejak tahun 1946 Marthen Indey menjadi Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM). Ia lalu memimpin sebuah aksi protes yang didukung delegasi 12 Kepala Suku terhadap keinginan Belanda yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia. Indey juga mulai terang-terangan menghimbau anggota militer yang bukan orang Belanda agar melancarkan perlawanan terhadap Belanda. Akibat aktivitas politiknya yang kian berani ini, pemerintah Belanda menangkap dan memenjarakan Indey. 
Tahun 1962, saat Marthen Indey tak lagi dipenjara, ia menyusun kekuatan gerilya sambil menunggu kedatangan tentara Indonesia yang akan diterjunkan ke Papua dalam rangka operasi Trikora. Saat perang usai, ia berangkat ke New York untuk memperjuangkan masuknya Papua ke wilayah Indonesia, di PBB hingga akhirnya Papua (Irian) benar-benar menjadi bagian Republik Indonesia.

3. Para Raja yang Berkorban Untuk Bangsa:

Sultan Hamengku Buwono IX dan Sultan Syarif Kasim II




Saat Indonesia merdeka, di Indonesia, masih ada kerajaan-kerajaan yang berdaulat. Hebatnya, para penguasa kerajaan-kerajaan tersebut lebih memilih untuk meleburkan kerajaan mereka ke dalam negara Republik Indonesia. Hal ini bisa terjadi tak lain karena dalam diri para raja dan rakyat di daerah mereka telah tertanam dengan begitu kuat rasa kebangsaan Indonesia.

Meski demikian tak semua raja mau bergabung dengan negara kesatuan RI. Sultan Hamid II dari Pontianak misalnya, bahkan pada tahun 1950-an lebih memilih berontak hingga turut serta dalam rencana pembunuhan terhadap beberapa tokoh dan pejabat di Jakarta, meski akhirnya mengalami kegagalan.

Dalam bagian ini, kita akan mengambil contoh dua orang raja yang memilih untuk melawan Belanda dan bergabung dengan negara kesatuan Republik Indonesia, yaitu Sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta dan Sultan Syarif Kasim II dari kerajaan Siak. 
Sultan Hamengku Buwono IX (1912-1988). Pada tahun 1940, ketika Sultan Hamengku Buwono IX dinobatkan menjadi raja Yogyakarta, ia dengan tegas menunjukkan sikap nasionalismenya. Dalam pidatonya saat itu, ia mengatakan: "Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.”(Kemensos, 2012) 
Sikapnya ini kemudian diperkuat manakala tidak sampai 3 minggu setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dibacakan, Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Kerajaan Yogjakarta adalah bagian dari negara Republik Indonesia. Dimulai pada tanggal 19 Agustus, Sultan mengirim telegram ucapan selamat kepada Soekarno-Hatta atas terbentuknya Republik Indonesia dan terpilihnya Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Tanggal 20 Agustus besoknya, melalui telegram kembali, Sultan dengan tegas menyatakan berdiri di belakang Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Dan akhirnya pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengku Buwono IX memberikan amanat bahwa: Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari Republik Indonesia. Segala kekuasaan dalam negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan urusan pemerintahan berada di tangan Hamengku Buwono IX. 
Hubungan antara Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah RI bersifat langsung dan Sultan Hamengku Buwono IX bertanggung jawab kepada Presiden RI. Melalui telegram dan amanat ini, sangat terlihat sikap nasionalisme Sultan Hamengku Buwono IX. Bahkan melalui perbuatannya. Sejak awal kemerdekaan, Sultan memberikan banyak fasilitas bagi pemerintah RI yang baru terbentuk untuk menjalankan roda pemerintahan. Markas TKR dan ibukota RI misalnya, pernah berada di Yogjakarta atas saran Sultan. Bantuan logistik dan perlindungan bagi kesatuan-kesatuan TNI tatkala perang kemerdekaan berlangsung, juga ia berikan.

Sultan Hamengku Buwono IX juga pernah menolak tawaran Belanda yang akan menjadikannya raja seluruh Jawa setelah agresi militer Belanda berlangsung. Belanda rupanya ingin memisahkan Sultan yang memiliki pengaruh besar itu dengan Republik. Bukan saja bujukan, Belanda bahkan juga sampai mengancam Sultan. Namun Sultan Hamengku Buwono IX malah menghadapi ancaman tersebut dengan berani.

Meskipun berstatus Sultan, Hamengku Buwono IX dikenal pula sebagai pribadi yang demokratis dan merakyat. Banyak kisah menarik yang terjadi dalam interaksi antara Sultan dan masyarakat Yogyakarta. Cerita yang dikisahkan oleh SK Trimurti dan diolah dari buku “Takhta Untuk Rakyat” berikut ini, menggambarkan hal tersebut. Trimurti adalah istri Sayuti Melik, pengetik naskah teks proklamasi:
Pingsan Gara-Gara Sultan
Kejadiannya berlangsung pada tahun 1946, ketika pemerintah Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta. Saat itu, SK Trimurti hendak pulang menuju ke rumahnya. Penasaran dengan kerumunan orang di jalan, iapun singgah. Ternyata ada perempuan pedagang yang jatuh pingsan di depan pasar. Uniknya, yang membuat warga berkerumun bukanlah karena perempuan yang jatuh pingsan tadi, melainkan penyebab mengapa perempuan tersebut jatuh pingsan.
Cerita berawal ketika perempuan pedagang beras ini memberhentikan sebuah jip untuk ikut menumpang ke pasar Kranggan. Sesampainya di Pasar Kranggan, ia lalu meminta sopir jip untuk menurunkan semua dagangannya. Setelah selesai dan bersiap untuk membayar jasa, sang sopir dengan halus menolak pemberian itu. Dengan nada emosi, perempuan pedagang ini mengatakan kepada sopir jip, apakah uang yang diberikannya kurang. Tetapi tanpa berkata apapun sopir tersebut malah segera berlalu.
Seusai kejadian, seorang polisi datang menghampiri dan bertanya kepada si perempuan pedagang : "Apakah mbakyu tahu, siapa sopir tadi?"
“Sopir ya sopir. Aku ndak perlu tahu namanya. Dasar sopir aneh," jawab perempuan pedagang beras dengan nada emosi. "Kalau mbakyu belum tahu, akan saya kasih tahu. Sopir tadi adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, raja di Ngayogyakarta ini." jawab polisi. Seketika, perempuan pedagang beras tersebut jatuh pingsan setelah mengetahui kalau sopir yang dimarahinya karena menolak menerima uang imbalan dan membantunya menaikkan dan menurunkan beras dagangan,

adalah rajanya sendiri! (Tahta Untuk Rakyat, Atmakusumah (ed), 1982).
Kisah tersebut menggambarkan betapa Sultan Hamengku Buwono IX bukan saja berpikir dan bertindak bagi utuhnya kesatuan bangsa. Dalam hal kecil, ia bahkan melakukan perbuatan teladan berupa keharusan menyatunya seorang pemimpin dengan rakyatnya.


Sultan Syarif Kasim II (1893-1968). Sultan Syarif Kasim II dinobatkan menjadi raja Siak Indrapura pada tahun 1915 ketika berusia 21 tahun. Ia memiliki sikap bahwa kerajaan Siak berkedudukan sejajar dengan Belanda. Berbagai kebijakan yang ia lakukan pun kerap bertentangan dengan keinginan Belanda.

Ketika berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sampai ke Siak, Sultan Syarif Kasim II segera mengirim surat kepada Soekarno-Hatta, menyatakan kesetiaan dan dukungan terhadap pemerintah RI serta menyerahkan harta senilai 13 juta gulden untuk membantu perjuangan RI. Ini adalah nilai uang yang sangat besar.Tahun 2014 kini saja angka tersebut setara dengan Rp. 1,47 trilyun. Kesultanan Siak pada masa itu memang dikenal sebagai kesultanan yang kaya.Tindak lanjut berikutnya, Sultan Syarif Kasim II membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak,

Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Barisan Pemuda Republik. Ia juga segera mengadakan rapat umum di istana serta mengibarkan bendera Merah-Putih, dan mengajak raja-raja di Sumatera Timur lainnya agar turut memihak republik.

Saat revolusi kemerdekaan pecah, Sultan aktif mensuplai bahan makanan untuk para laskar. Ia juga kembali menyerahkan kembali 30% harta kekayaannya berupa emas kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta bagi kepentingan perjuangan. Ketika van Mook, Gubernur Jenderal de facto. Hindia Belanda, mengangkatnya sebagai “Sultan Boneka” Belanda, Sultan Syarif Kasim II tentu saja menolak. Ia tetap memilih bergabung dengan pemerintah Republik Indonesia. 
Atas jasanya tersebut, Sultan Syarif Kasim II dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.


3) Mewujudkan Integrasi Melalui Seni dan Sastra:

Ismail Marzuki


Ismail Marzuki (1914–1958). Dilahirkan di Jakarta, Ismail Marzuki memang berasal dari keluarga seniman. Di usia 17 tahun ia berhasil mengarang lagu pertamanya, berjudul “O Sarinah”. Tahun 1936, Ismail Marzuki masuk perkumpulan musik Lief Java dan berkesempatan mengisi siaran musik di radio. Pada saat inilah ia mulai menjauhkan diri dari lagu-lagu barat untuk kemudian menciptakan lagu-lagu sendiri.

Lagu-lagu yang diciptakan Ismail Marzuki itu sangat diwarnai oleh semangat kecintaannya terhadap tanah air. Latar belakang keluarga, pendidikan dan pergaulannyalah yang menanamkan perasaan senasib dan sepenanggungan terhadap penderitaan bangsanya. Ketika RRI dikuasai Belanda pada tahun 1947 misalnya, Ismail Marzuki yang sebelumnya aktif

dalam orkes radio memutuskan keluar karena tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Ketika RRI kembali diambil alih republik, ia baru mau kembali bekerja di sana.

Lagu-lagu Ismail Marzuki yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan yang menggugah rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, antara lain “Rayuan Pulau Kelapa” (1944), “Halo-Halo Bandung” (1946) yang diciptakan ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, “Selendang Sutera” (1946) yang diciptakan pada saat revolusi kemerdekaan untuk membangkitkan semangat juang pada waktu itu dan “Sepasang Mata Bola” (1946) yang menggambarkan harapan rakyat untuk merdeka.

Meskipun memiliki fisik yang tidak terlalu sehat karena memiliki penyakit TBC, Ismail Marzuki tetap bersemangat untuk terus berjuang melalui seni. Hal ini menunjukkan betapa rasa cinta pada tanah air begitu tertanam kuat dalam dirinya.


    4. Perempuan Pejuang 
         Opu Daeng Risaju
“Kalau hanya karena adanya darah bangsawan mengalir dalam tubuhku sehingga saya harus meninggalkan partaiku dan berhenti melakukan gerakanku, irislah dadaku dan keluarkanlah darah bangsawan itu dari dalam tubuhku, supaya datu dan hadat tidak terhina kalau saya diperlakukan tidak sepantasnya.”(Opu Daeng Risaju, Ketua PSII Palopo 1930)


Itulah penggalan kalimat yang diucapkan Opu Daeng Risaju, seorang tokoh pejuang perempuan yang menjadi pelopor gerakan Partai Sarikat Islam yang menentang kolonialisme Belanda waktu itu, ketika Datu Luwu Andi Kambo membujuknya dengan berkata “Sebenarnya tidak ada kepentingan kami mencampuri urusanmu, selain karena dalam tubuhmu mengalir darah “kedatuan,” sehingga kalau engkau diperlakukan tidak sesuai dengan martabat kebangsawananmu, kami dan para anggota Dewan Hadat pun turut terhina. Karena itu,

kasihanilah kami, tinggalkanlah partaimu itu!”(Mustari Busra, hal 133). Namun Opu Daeng Risaju, rela menanggalkan gelar kebangsawanannya serta harus dijebloskan kedalam penjara selama 3 bulan oleh Belanda dan harus bercerai dengan suaminya yang tidak bisa menerima aktivitasnya. Semangat perlawanannya untuk melihat rakyatnya keluar dari cengkraman penjajahan membuat dia rela mengorbankan dirinya.

Nama kecil Opu Daeng Risaju adalah Famajjah. Ia dilahirkan di Palopo pada tahun 1880, dari hasil perkawinan antara Opu Daeng Mawellu dengan Muhammad Abdullah to Barengseng. Nama Opu menunjukkan gelar kebangsawanan di kerajaan Luwu. Dengan demikian Opu Daeng Risaju merupakan keturunan dekat dari keluarga Kerajaan Luwu. Sejak kecil, Opu Daeng Risaju tidak pernah memasuki pendidikan Barat (Sekolah Umum), walaupun ia keluarga bangsawan. Boleh dikatakan, Opu Daeng Risaju adalah seorang yang “buta huruf” latin, dia dapat membaca dengan cara belajar sendiri yang dibimbing oleh saudaranya yang pernah mengikuti sekolah umum.

Setelah dewasa Famajjah kemudian dinikahkan dengan H. Muhammad Daud, seorang ulama yang pernah bermukim di Mekkah. Opu Daeng Risaju mulai aktif di organisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII) melalui perkenalannya dengan H. Muhammad Yahya, seorang pedagang asal Sulawesi Selatan yang pernah lama bermukim di Pulau Jawa. H. Muhammad Yahya sendiri mendirikan Cabang PSII di Pare-Pare. Ketika pulang ke Palopo, Opu Daeng Risaju mendirikan cabang PSII di Palopo. PSII cabang Palopo resmi dibentuk pada tanggal 14 Januari 1930 melalui suatu rapat akbar yang bertempat di Pasar Lama Palopo (sekarang Jalan Landau). 
Kegiatan Opu Daeng Risaju didengar oleh controleur afdeling Masamba (Malangke merupakan daerah afdeling Masamba). Controleur afdeling Masamba kemudian mendatangi kediaman Opu Daeng Risaju dan menuduh Opu Daeng Risaju melakukan tindakan menghasut rakyat atau menyebarkan kebencian di kalangan rakyat untuk membangkang terhadap pemerintah. Atas tuduhan tersebut, pemerintah kolonial Belanda menjatuhkan hukuman penjara kepada Opu Daeng Risaju selama 13 bulan. Hukuman penjara tersebut ternyata tidak membuat jera bagi Opu Daeng Risaju. Setelah keluar dari penjara Opu Daeng Risaju semakin aktif dalam menyebarkan PSII. Walaupun sudah mendapat tekanan yang sangat berat baik dari pihak kerajaan maupun pemerintah kolonial Belanda, Opu Daeng Risaju tidak menghentikan aktivitasnya. Dia mengikuti kegiatan dan perkembangan PSII baik di daerahnya maupun di tingkat nasional. Pada tahun 1933 Opu Daeng Risaju dengan biaya sendiri berangkat ke Jawa untuk mengikuti kegiatan Kongres PSII. Dia berangkat ke Jawa dengan biaya sendiri dengan cara menjual kekayaan yang ia miliki. 
Kedatangan Opu Daeng Risaju ke Jawa ternyata menimbulkan sikap tidak senang dari pihak kerajaan. Opu Daeng Risaju kembali dipanggil oleh pihak kerajaan. Dia dianggap telah melakukan pelanggaran dengan melakukan kegiatan politik. Oleh anggota Dewan Hadat yang pro-Belanda, Opu Daeng Risaju dihadapkan pada pengadilan adat dan Opu Daeng Risaju dianggap melanggar hukum (Majulakkai Pabbatang). Anggota Dewan Hadat yang pro-Belanda menuntut agar Opu Daeng Risaju dijatuhi hukuman dibuang atau diselong. Akan tetapi Opu Balirante yang pernah membela Opu Daeng Risaju, menolak usul tersebut. Akhirnya Opu Daeng Risaju dijatuhi hukuman penjara selama empat belas bulan pada tahun 1934. 
Pada masa pendudukan Jepang Opu Daeng Risaju tidak banyak melakukan kegiatan di PSII. Hal ini dikarenakan adanya larangan dari pemerintah pendudukan Jepang terhadap kegiatan politik Organisasi Pergerakan Kebangsaan, termasuk di dalamnya PSII. Opu Daeng Risaju kembali aktif pada masa revolusi. Pada masa revolusi di Luwu terjadi pemberontakan yang digerakkan oleh pemuda sebagai sikap penolakan terhadap kedatangan NICA di Sulawesi Selatan yang berkeinginan kembali menjajah Indonesia. Ia banyak melakukan mobilisasi terhadap pemuda dan memberikan doktrin perjuangan kepada pemuda. Tindakan Opu Daeng Risaju ini membuat NICA berupaya untuk menangkapnya. Opu Daeng Risaju ditangkap dalam persembunyiannya. Kemudian ia dibawa ke Watampone dengan cara berjalan kaki sepanjang 40 km. Opu Daeng Risaju ditahan di penjara Bone dalam satu bulan tanpa diadili kemudian dipindahkan ke penjara Sengkang dan dari sini dibawa ke Bajo.  
Selama di penjara Opu Daeng mengalami penyiksaan yang kemudian berdampak pada pendengarannya, ia menjadi tuli seumur hidup. Setelah pengakuan kedaulatan RI tahun 1949, Opu Daeng Risaju pindah ke Pare-Pare mengikuti anaknya Haji Abdul Kadir Daud yang waktu itu bertugas di Pare-Pare. Sejak tahun 1950 Opu Daeng Risaju tidak aktif lagi di PSII, ia hanya menjadi sesepuh dari organisasi itu. Pada tanggal 10 Februari 1964, Opu Daeng Risaju meninggal dunia. Beliau dimakamkan di pekuburan raja-raja Lokkoe di Palopo.

233 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Bagaimana perjuangan rakyat batak melawan penjajah

    BalasHapus
  3. ini sangat membantu sekali di kalangan pelajar

    BalasHapus
  4. ini sangat membantu sekali di kalangan pelajar

    BalasHapus
  5. sangat membantu pelajar untuk semakin mengerti nilai-nilai sejarahnya.

    BalasHapus
  6. Nama: Amalia putri swantika
    Kelas: Xll MIPA 4

    BalasHapus
  7. Nama: AISYAH FAJRIYAH SALIM
    Kelas:XII IPS 3

    BalasHapus
  8. Sangat membantu,penjelasan juga jelas

    Nama:Dita Surya elsani
    Kelas:12 MIPA 1
    Tp 2021/2022

    BalasHapus
  9. Artikelnya cukup membantu
    Nama :Vini Arizkiyah
    Kelas: XII MIPA 4

    BalasHapus
  10. Artikel dan materi yang disampaikan sangat msmbantu dan mudah difahami:v
    Nama: M.Reza Ferdyanto
    Kelas: 12 Mipa1
    Absen: 17

    BalasHapus
  11. Terimakasih untuk materinya pak
    Mama: Ajeng Septy Arini
    Kelas : XII Mipa 1

    BalasHapus
  12. Ini sangat membantu, penjelasan yang diberikan juga jelas dan mudah dipahami.

    BalasHapus
  13. Ini sangat membantu, penjelasan yang diberikan juga jelas dan mudah dipahami.
    Nama: Nur Fidya Putri
    Kelas: XII IPS 1

    BalasHapus
  14. Artikel dan materi yang disampaikan sangat membantu dan bisa difahami.
    Nama : Ni'matus Sholihah
    Kelas : XII MIPA 3

    BalasHapus
  15. Artikel dan Materi yang disampikan sangt membantu dan mudah difahami:v
    Nama: M.Reza Ferdyanto
    Kelas: 12 Mipa1
    Absen: 17
    Tp 2021/2022

    BalasHapus
  16. Sangat membantu dan mudah di pahami terimakasih^
    Mana : Aidda Fitriyah
    Kelas : Xll mipa 1

    BalasHapus
  17. Tambah ilmu lagi nih, terimakasih untuk materinya pak. :)

    Nama: Deby Febriana Mandagi (12)
    Kelas: XII MIPA-2

    BalasHapus
  18. Artikelnya sangat membantu dan mudah di fahami
    Nama: Amalia putri swantika
    Kelas: XII MIPA 4

    BalasHapus
  19. Materi ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan.
    Terima Kasih Pak.
    Nama : YENNI WULANDARI
    Kelas: XII MIPA 3

    BalasHapus
  20. Materi mudah untuk difahami.

    Nama : Berliana Nichlah Diah Ayu Putri (11)
    Kelas : XII MIPA-2
    Tp. 21/22

    BalasHapus
  21. Mudah untuk di fahami dan sangat membantu
    Nama:indah dwita p l
    Kls: Xll MIPA 1

    BalasHapus
  22. Artikelnya sangat memberi wawasan dan informasi yang sangat dibutuhkan oleh para anak muda dan para pelajar hingga mereka tidak akan lupa perihal sejarah masa lalu yang terjadi terdahulu


    Nama: SYAQILAH TUS Zakariyah
    Kelas: XIlmipa6

    BalasHapus
  23. Materi yang sangat dibutuhkan disaat belajar. Karena lebih mudah untuk dipahami dan direkap Oleh otak.

    Nama : imelin Wietry Wigaty (20)
    Kelas : XII- Mipa4

    BalasHapus
  24. Artikel dan materinya sangat membantu, penjelasan jg jelas dan mudah difahami.
    Nama : Nadilah Dita Sari
    Kelas : XII Mipa1

    BalasHapus
  25. Terimakasih untuk materinya pak, artikel ini sangat membantu, mudah dipahami

    Nama: Rika setiawati
    Kelas XII MIPA 1
    Absen 26

    BalasHapus
  26. Terimakasih Tuk Pemateriannya

    NAMA : MUHAMMAD ALEX ASHARI
    KELAS : XII MIPA 6 (TP 2021-2022)
    ABSEN :15

    BalasHapus
  27. Artikel yang terkait dalam penjelasan ini, sangat mudah dipahami serta menambah wawasan ilmu pengetahuan.

    Nama: Eva Noviana
    Kelas: XII IPS 1

    BalasHapus
  28. Menambah ilmu, terimakasih artikel ini sangat membantu dan mudah untuk difahami.


    Nama: Oktafia Faridatul warda
    Kelas: XII MIPA 5
    Absen: 23

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Putri Rahayu
      Kelas : XII IPS 3
      Absen : 19

      Hapus
  29. Artikel dan materinya sangat membantu,mudah difahami dan menambah wawasan pengetahuan juga
    Terimakasih Pak

    Nama : Rury Mukhlishotun Nisa'
    Kelas : XII MIPA 3

    BalasHapus
  30. Materi yang ada pada artikel menggunakan bahasa yang mudah untuk difahami,sehingga memudahkan saat mempelajari materi ini.


    Nama :Firda Nur Aini
    Kelas:XII MIPA 2
    Absen:16

    BalasHapus
  31. Artikel cukup membantu , terimakasih banyak pemateri

    BalasHapus
  32. Terimakasih materinya pak.
    Nama:Ubay putra Rhomadon
    Kelas:XII IPA 5
    absen:29

    BalasHapus
  33. Artikel cukup membantu saya , terimakasih banyak pemateri

    Nama : Alisa Salsabillah Ahmad
    Kelas: XII Mipa 2
    Absen: 05

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Materi yang diberikan sangat jelas dan sehingga dapat mudah dipahami
      NAMA:SISILIA TRI UTAMI
      KELAS:XII MIPA 1
      NO ABSEN:32
      TP:2021/2022

      Hapus
  35. artikel ini sangat membantu para pelajar terutama dalam wawasan kebangsaan dan sejarah bangsa, ditulis dalam kalimat-kalimat yang mudah dimengerti dan penulisannya sangat rapi sehingga mempermudah untuk dipahami, karena ada perbedaan antara judul dan sub-judul. materi yang disampaikan sendiri sangat lengkap, menambah wawasan serta ilmu baru, sehingga website dan artikel ini layak untuk dijadikan referensi belajar. terimakasih banyak untuk artikel dan ilmunya, Pak! semoga dapat bermanfaat bagi banyak orang khususnya para pelajar Indonesia.

    nama : Arighy Zahirah Faiqy Devara
    kelas : XII MIPA-2
    nomor absen : 10
    tp : 2021/2022

    BalasHapus
  36. Sangat membantu saya memahami materi, terimakasih banyak
    Nama : Eka Yunizar Zaimatus Sa'diyah
    Kelas : XII IPA 1
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  37. Artikel dan meterinya yang disampaikan sangat membantu dan mudah dipahami. Terima kasih atas materinya.

    Nama:Vivi Rosita
    Kelas:XII MIPA 6
    Absen:28

    BalasHapus
  38. Artikel cukup membantu saya , terimakasih banyak

    Nama: Dadang s
    Kelas:XII MIPA 4
    Absen:10

    BalasHapus
  39. Materi yang ada pada artikel sangat membantu dan mudah difahami untuk belajar pada masa pandemi ini, terimakasih

    Nama : Eva Choirun Nisa
    Kelas : XII MIPA 3
    Absen : 08

    BalasHapus
  40. Terimakasih untuk materinya pak :), Artikel dan materinya sangat membantu, penjelasan juga jelas mudah dipahami dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.


    NAMA : HIDAYATUL ISTIQOMAH
    KELAS : XII MIPA-1
    ABSEN : 12
    TP :2021/2022

    BalasHapus
  41. Materi diatas mengandung isi yang cukup mudah untuk dipahami, terimakasih.

    Nama: Awaliyah Nur M.
    Kelas Xll MIPA 1
    Absen:7

    BalasHapus
  42. Artikel ini sangat membantu bagi para pelajar, bahasa yang digunakan juga cukup mudah dipahami, terimakasih banyak Pak!

    Nama: Eliyah Fitri Amanda R.
    Kelas:XII Mipa 3
    Absen:06
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  43. Materi yang diberikan secara baik, jelas dan mudah untuk dipahami, terimakasih

    Nama: Ahmad Hanif A.A
    Kelas: Xll MIPA 1
    Absen: 2

    BalasHapus
  44. Materinya sangat jelas dan juga rinci sehingga membuat saya lebih paham.
    Terimakasih pak

    Nama: Nazwa Putri Emilia
    Kelas: XII IPA 1
    To:2021/2022

    BalasHapus
  45. Artikel diatas sangat membantu sekali,dan ceritanya mudah dipahami terima kasih.

    Nama :Intan septiningrum
    Kelas :XII Mipa 5
    Absen :14
    Tp :2021/2022

    BalasHapus
  46. Materinya sangat membantu Dan mudah dipahami,,Terimakasih banyak Pak

    Nama: Rindiana putri ramadhani
    Kelas :XII MIPA 5
    Absen: 27

    BalasHapus
  47. Artikelnya sangat membantu bahasanya mudah di pahami terima kasih pak


    Nama: puspita addellea c
    Kelas:XII mipa 3
    Absen:22
    Tp:2021/2022

    BalasHapus
  48. Ini sangat membantu, penjelasan yang diberikan juga jelas dan mudah dipahami.
    Nama: Hidayatus syifa
    Kelas: XII IPS 1


    Balas

    BalasHapus
  49. Nama:Selvi dwi safitri
    kelas:XII IPS 3

    BalasHapus
  50. Terimakasih atas materi ya pak
    Nama : Wahyu Wulansari
    Kelas : XII MIPA 3

    BalasHapus
  51. good

    NAMA: Ayu Vita Anisa
    KLS :XII MIPA 4

    BalasHapus
  52. Sangat Membantu


    Nama : maulia Mei srikayanti
    Kelas : XII mipa 3

    BalasHapus
  53. Materinya sangat membantu dan mudah untuk dipahami, penjelasan yang diberikan juga disampaikan dengan jelas, Terima kasih banyak pak.

    NAMA : NIKEN HERAWATI
    KELAS : XII MIPA 5
    NO.ABSEN: 20
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  54. Materinya sangat jelas dan mudah difahami
    Dan menambah wawasan sangat membantu


    Nama: mushonef jilani
    Kelas:XII MIPA 1
    No absen:19

    BalasHapus
  55. Terimakasih kasih untuk materinya pak, materi ini sangat bermanfaat dan membantu

    Nama: Niken Febi Armelina
    Kelas: XII-MIPA 1
    Tp: 2021/2022

    BalasHapus
  56. Artikel ini sangat membantu terutama bagi kami para pelajar, karena di dalamnya memuat informasi sejarah yang jelas dan terperinci sehingga dapat memberikan prngetahuan baru bagi kami yang membacanya, Terima kasih banyak atas ilmunya Pak.

    Nama : Alviana Imron Nur Halizah
    Kelas : XII Mipa 2

    BalasHapus
  57. Materi yang disajikan dalam artikel ini sangat membantu para pelajar untuk memahami bab tentang "Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa". Disajikan dalam tata bahasa yang baik dan susunan artikel yang teratur, terdiri atas judul dan sub-judul sebagai pembatas antara topik yang satu dengan yang lain sehingga lebih mudah untuk dipahami. Materi yang disajikan juga sangat lengkap dan saya rasa artikel ini sangat layak untuk dijadikan referensi media pembelajaran bagi para siswa. Terimakasih atas materi yang disampaikan, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi khalayak ramai.

    Nama: Yuanita Puspa Anggraeni
    Kelas: XII IPA-2
    No.abs: 29
    Tp: 2021/2022

    BalasHapus
  58. Terimakasih artikel ini sangat membantu dan sangat mudah dimengerti



    Nama: mushonef jilani
    Kelas:XII MIPA 1
    NO absen :19

    BalasHapus
  59. Terimakasih artikel ini cocok untuk pelajar

    Nama:Siti Rohma Agustina Dwi Erlina
    Kelas:XII MIPA 3
    No Absen:27

    BalasHapus
  60. Terima kasih atas materi dan artikelnya yang sangat membantu, bahasa dan penjelasannya juga sangat mudah untuk dipahami.

    Nama:Anis Mufarrohah
    Kelas:XII MIPA-5
    No absen:03
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  61. Dengan mempelajari perjuangan menghadapi ancaman disintegrasi bangsa, saya memahami bahwa berbagai perjuangan para pahlawan yang begitu sengit di dalamnya tentu dapat kita ambil pelajarannya dan dikaitkan dengan masa sakarang. Karena sebagai generasi muda untuk mempelajari masa lampau/sejarah yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang penting, memilah" hal baik yang bisa dijadikan motivasi diri untuk menjadi generasi yang berpikir kritis dan peduli dengan isu" yang terjadi di lingkungan sekitar. Terimakasih Pak atas materinya, sangat membantu.


    Nama : Fisiana Avinda Karen Pramudita
    Kelas : XII MIPA-2
    TP. 2021/2022

    BalasHapus
  62. Terimakasih artikel ini sangat mudah di fahami
    Nama:della puspita
    Kelas:XII MIPA 5
    No absen:9

    BalasHapus
    Balasan
    1. artikel sangat mudah dipahami dan dipelajari
      Nama: Nabila maysa mawarni
      Kelas:XII MIPA 5
      No Abs:19

      Hapus
  63. Artikelnya mudah di fahami dan sangat membantu,khususnya bagi para pelajar.

    Nama:khozinatul inayah
    Kelas:XII MIPA 1
    No absen:15
    TP.2021/2022

    BalasHapus
  64. Mudah dipahami pak terima kasih

    Nama : Mochammad Tegar Bhayangkara
    Kelas: XII MIPA 5

    BalasHapus
  65. Terimakasih untuk materinya pak :), Artikel dan materinya sangat membantu, penjelasan juga jelas mudah dipahami dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.


    NAMA : Iffatun naziyah
    KELAS : XII MIPA-5
    ABSEN : 13
    TP :2021/2022

    BalasHapus
  66. Materi ini sangat membantu dan memudahkan kita untuk belajar daring.

    Nama : Agus nur s
    Kls :XII MIPA 6
    No absen :2
    TP.2021/2022

    BalasHapus
  67. Terimah kasih pak, materinya sangat mudah di pahami dan membantu pelajar agar lebih mudah untuk mengerjakan tugas dari bapak


    Nama: Devin Augustin Nuriyah Rahayu
    Kelas: XII MIPA 4

    BalasHapus
  68. Alhamdulillah menambah wawasan
    Nama : Moh. Wahyu Ady Putra
    Kelas : XII MIPA 3
    Absen : 17
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  69. Artikel ini sangat membantu dalam memahami pelajaran karena materinya yang rinci dan jelas. Terima kasih

    Nama : Adinda Ayu Hudiyana Zamil
    Kelas : XII MIPA 2
    No.Absen : 2
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  70. Artikelnya sangat membantu, terimakasih
    Nama : Indriyanti Abshari Maharani
    Kelas : XII MIPA 1
    Absen : 14

    BalasHapus
  71. Terimakasih atas materinya, pak. Materi ini dapat membantu saya dalam menambah wawasan tentang sejarah dan dapat memudahkan saya untuk mengerjakan tugas dari bapak.

    Nama : Endang Sinttiya Dewi
    Kelas : XII MIPA 3
    No. Absen : 07
    TP. 2021/2022

    BalasHapus
  72. Nama:Satya adhitama f
    Kelas:XII MIPA 1
    No absen:31

    BalasHapus
  73. Nama:Annisa Putri Fitriani
    Kelas:XII MIPA 5
    No absen:04

    BalasHapus
  74. Artikel dan materi ini sangat mudah dipahami
    Nama : Fatimatus sholihah
    Kelas: XII MIPA 5
    TP. 2021-2022

    BalasHapus
  75. Sangat membantu,terima kasih
    Nama:Rheza aryuda wahyu hidayat
    Kelas:XII mipa 5
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  76. Nama: Ainiyah Nur Maulidatun Nisa'
    Kelas: XII MIPA 1
    TP: 2021-2022

    BalasHapus
  77. Artikel ini sangat membantu saya dalam pelajaran ini. Apalagi dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkin kan untuk bertatap muka. Materi yang diberikan pun sangat jelas dan mudah di pahami. Terima kasih atas materinya semoga dapat bermanfaat bagi yang lainya juga.


    Nama : Tania Agista Maulud Diani
    Kelas : XII MIPA 2
    No.Abs : 28
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  78. Artikel yang seperti sangat membantu bagi saya,materinya juga mudah dipahami.



    Nama:Amelia Inka Putri
    Kelas: XII MIPA 2
    No. Abs:9

    BalasHapus
  79. Nama: Ainiyah Nur Maulidatun Nisa'
    Kelas: XII MIPA 1
    No.Abs: 04
    TP: 2021-2022

    BalasHapus
  80. Artikel yang sangat detail dan mudah dipahami bagi pelajar


    NAMA = DEVI NOFITA SARI
    JELAS = XII MIPA 4
    NO.ABSEN = 11
    TP =2021/2022

    BalasHapus
  81. Artikel ini sangat bermanfaat sekali bagi kami para pelajar, di dalamnya terdapat materi perjuangan menghadapi ancaman disintegrasi bangsa yang dapat memudahkan sekali untuk memahami tentang sejarah terjadinya peristiwa pergolakan yang pernah terjadi di dalam negeri (Indonesia). Dari artikel ini kami bisa mengetahui bermacam macam pergolakan yang berkaitan dengan ideologi, kepentingan dan juga sistem pemerintahan serta alasan yang melatarbelakangi peristiwa pergolakan tersebut. Selain itu, dari sejarah perjuangan ancaman disintegrasi bangsa ini patutnya kita harus sadar betapa pentingnya integrasi bangsa serta bisa mengambil hikmah, pelajaran serta teladan dari para tokoh bangsa yang telah berjuang mempertahankan integrasi bangsa saat itu. Kita pun bisa ikut andil mempertahankan integrasi bangsa dengan cara kita sendiri di masa sekarang, Semangattt!!^_^

    Terimakasih atas materinya, Pak🖤😉

    Nama : Amanda Isna Nur Satifah Rohim
    Kelas : XII MIPA 2
    No.Absen: 07
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  82. Sangat membantu,penjelasan juga jelas

    NAMA: CINDY NUR AFIFAH
    KELAS:12 MIPA 5
    NO ABSEN:8
    Tp 2021/2022

    BalasHapus
  83. Terima kasih pak untuk materinya sangat bermanfaat dan menambah wawasan

    Nama : Dimas Rivaldo Anggario Amar
    Kelas : XII-Mipa 1
    No.absen :08
    Tp :2021/2022

    BalasHapus
  84. Artikel diatas sangat membantu karna didalamnya berisi tentang perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa. Dan para siswa dapat memahami dan mempunyai leluasa tanteng sejarah indonesi, sangat membantu sekali.
    Terima kasih pak


    Nama: Merlina Putri Anggraini
    Kelas XII Mipa 1
    No.Absen:18
    TP:2022/2022

    BalasHapus
  85. Artikel dan meterinya yang disampaikan sangat membantu dan mudah dipahami. Terima kasih atas materinya.

    nama:masayu anastasya
    kelas: xii mipa 6
    no.absen: 13
    to: 2021/2022

    BalasHapus
  86. Artikel diatas sangat membantu karna didalamnya berisi tentang perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa. Dan para siswa dapat memahami dan mempunyai leluasa tanteng sejarah indonesi, sangat membantu sekali.
    Terima kasih pak


    NAMA = AINUR RHOMAH
    KELAS = XII MIPA 4
    NO ABSEN = 04
    TP = 2021/2022

    BalasHapus
  87. Artikel ini sangat membantu mempelajari karena materinya yang jelas dan mudah di pahami.. terimakasih

    Nama= WIDIASARI
    Kelas=XII Mipa 5
    No Absen=31
    TP=2021/2022

    BalasHapus
  88. Artikel ini sangat membantu dan mudah dipahami.

    Nama: Izzatul aurida
    Kelas: XII MIPA 4
    NO.Absen: 21
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  89. Artikel ini sangat jelas dan sangat membantu serta mudah dipahami, terima kasih..

    Nama: Ayum Ely Acicha
    Kelas: XII-MIPA 4
    No Absen: 09
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  90. Atikelnya sangat membantu,mudah dipahami




    Nama:HENI PUTRI AYU I
    kelas:XII MIPA 5
    No. Absen:11
    Tp:2021/2022

    BalasHapus
  91. Artikelnya sangat membantu dan mudah untuk di pahami

    Nama: ulfiyatin Damayanti
    Kelas:Xll MIPA6
    Nomer absen : 27
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  92. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  93. Terima kasih banget pak atas artikel ini. Artikel ini sangat bermanfaat bagi saya terutama di kondisi seperti ini sebab walau kondisi seperti saya pribadi tetap bisa menambah wawasan tentang sejarah indonesia. Terima kasih sekali lagi pak buat materinya yang mudah di pahami.

    Nama : Linda Dwi Rahmawati
    Kelas : XII MIPA2
    No.absen : 19
    Tp : 2021/2022

    BalasHapus
  94. Artikel ini sangat membantu untuk lebih mengetahui sejarah. Di era tersebut juga terdapat tokoh cerdas yang berseteru memperjuangkan kemerdekaan yakni Bapak Tjokroaminoto. Beliau orang berpendidikan yang berpegang teguh pada prinsip "HIJRAH" nya tersebut. Setelah wafat impian beliau dilanjut oleh sang murid yakni Koesno atau yang lebih dikenal sebagai Pak Soekarno hingga kejayaan Indonesia merdeka.

    Nama : Yuslif Lazward Irchami
    Kelas : XII MIPA 3
    No. Absen : 32
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  95. Artikel ini sangat membantu terutama bagi kami para pelajar, karena di dalamnya memuat informasi sejarah yang jelas dan terperinci sehingga dapat memberikan prngetahuan baru bagi kami yang membacanya, Terima kasih banyak atas ilmunya Pak.
    Nama:Putri Eka Febriana
    Kelas :12mipa4
    No absen:29

    BalasHapus
  96. Artikel ini sangat membantu terutama bagi kami para pelajar, karena di dalamnya memuat informasi sejarah yang jelas dan terperinci sehingga dapat memberikan prngetahuan baru bagi kami yang membacanya, Terima kasih banyak atas ilmunya Pak.
    Nama: Putri Eka
    Kelas: 12 MIPA 4
    No absen :29
    TP:21/22

    BalasHapus
  97. Artikel ini sangat membantu dan mudah dipahami. Terimakasih
    Nama :Siti nur azizah
    Kelas :12 ips 3
    No absen: 23
    Tp:21/22

    BalasHapus
  98. artikel ini sangat membatu saya atau pun untuk para pelajar yang sedang belajar daring dikarenakan dapat memberikan informasi tentang sejarah dan dapat menambah wawasan akan ilmu sejarah. terima kasih atas artikel yang diberikan pak ini sangat bermanfaat dalam pemahaman sejarah. mudah"an kita semua selalu diberikan keshatan.🙂



    NAMA : ALYA ROHIMA
    KELAS : 12 MIPA 4
    NO ABSEN : 05
    TP: 2021/ 2022

    BalasHapus
  99. Artikel ini sangat membantu materinya juga lengkap dan mudah dipahami. Dan juga dapat mempermudah para siswa dalam belajar daring. Terimakasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artikel ini sangat membantu materinya juga lengkap dan mudah dipahami. Dan juga dapat mempermudah para siswa dalam belajar daring. Terimakasih pak


      NAMA: SITI MUAWANAH
      KELAS:12 MIPA 2
      NO ABSEN: 27
      TP: 2021/2022

      Hapus
  100. Artikelnya Sangat membantu dan mudah untuk dipahami dalam belajar sejarah Indonesia. Terimakasih:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artikelnya Sangat membantu dan mudah untuk dipahami dalam belajar sejarah Indonesia. Terimakasih:)

      Nama : Nevys Aulia Safitri
      Kelas : XII MIPA 4
      No. Absen : 28
      T/P : 2021/2022

      Hapus
  101. artikel ini sangat membantu dalam proses belajar siswa. mudah dipahami dan juga lengkap. terimakasih telah memberi artikel yg sangat bermanfaat.

    Nama : FRISKA DWI JAYANTI
    Kelas : XII - MIPA 4
    No. Absen : 19
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  102. Dari artikel ini saya bisa menarik kesimpulan bahwa untuk memperjuangkan dan membela negara sangat penting untuk dilakukan diera / zaman sekarang. Dari mulai permasalahan disintegrasi propaganda,paradikma yang berbeda-beda sehingga saya pribadi lebih banyak banyak belajar di bangsa kita sendiri.seperti halnya pada artikel diatas yang membahas tentang disintegrasi, saya bisa memetik sebuah arti dari"tanhanadarmamangrua"yang bermaksud berbeda beda tetapi tetap satu jua untuk saya jadikan patokan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.sekian terima kasih):


    Nama: rizky Adhitya Maulana Pratama
    Kelas:XII MIPA 1
    absen:29
    T/P:2021/2022

    BalasHapus
  103. Artikel ini sangat membantu materinya juga lengkap dan mudah dipahami. Dan juga dapat mempermudah para siswa dalam belajar daring. Terimakasih pak
    Nama:Ghuffridah Maghfirotin Dwi Ayuni
    Kelas:XII MIPA 1
    No. Absen:11
    Tp:2021/2022

    BalasHapus
  104. Artikel ini sangat membantu dan mudah dipahami dan didalam nya memberikan informasi tentang sejarah, serta mudah untuk dipahami.
    Terimakasih 🙂


    Nama: Geby nur faizah
    Kelas:12 MIPA 3
    Nok.Absen: 11
    T/P: 2021/2022

    BalasHapus
  105. Artikel dan materi yang disampaikan sangat membantu dan mudah untuk difahami.

    Nama: M. Fajrin agus dwi saputra mulyaman
    Kelas: 12 mipa 4
    No Absen: 23
    T/P: 2021/2022

    BalasHapus
  106. Artikel ini sangat jelas dan sangat membantu serta mudah dipahami, terima kasih..

    Nama: Rizkya Nur Syafitri
    Kelas: XII-MIPA 4
    No Absen: 30
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  107. Artikel ini sangat membantu dan mudah difahami
    NAMA: Putri Nur Laili
    KELAS: 12 IPS 3
    NO.ABSEN: 18
    T/P:2021/2022

    BalasHapus
  108. Dengan adanya artikel ini kami para siswa semakin mudah mempelajari BAB "Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa" Yang didalamnya lengkap terdapat penjelasan dan topik-topik penting untuk menambah wawasan para siswa, semoga blogger senantiasa dalam lindungan Allah. Terimakasih sukses selalu :) 👍

    NAMA : RIZKI SRI LESTARI
    KELAS : XII-MIPA 1
    NO. ABSEN : 28

    BalasHapus
  109. Dari artikel ini saya jadi belajar ilmu baru yang saya belum tahu sebelumnya. Artikel yang sangat bermanfaat dan membantu pembelajaran😍
    Nama: Dwi Susanti
    Kelas : 12 MIPA 6
    2021/2022

    BalasHapus
  110. Sgt membantu
    Nama:Dhea Putri S
    Kls: 12 MIPA 4
    TP 21/22

    BalasHapus
  111. Artikel ini sangat membantu bagi kita yang sedang belajar daring

    Nama:Ardila sherly pranomo
    Kelas:12 mipa6
    Nomer absen:05

    BalasHapus
  112. Dengan adanya artikel ini sangat memudahkan para pelajar untuk mempelajari ilmu yg pastinya sangat di butuhkan oleh generasi muda terutama yang peduli akan sejarah bangsa ini, dengan pengetahuan baru ini para pemuda utamanya para pelajar menjadi paham akan peristiwa bersejarah dan hal yang melatarbelakangi peristiwa tersebut yg ada sebelum kami lahir, dan kami para pelajar pun kelak bisa menyalurkan informasi ini kepada anak cucu kita kelak agar mereka juga paham bagaimana perjuangan para sesepuh mereka.

    Terima kasih sekali pak sudah di share ilmu ini, dengan ini ilmu yg kami miliki pun bertambah dan semakin mengenal hiruk pikuk bangsa kita😊🙏🏻

    BalasHapus
  113. Dengan adanya artikel ini sangat memudahkan para pelajar untuk mempelajari ilmu yg pastinya sangat di butuhkan oleh generasi muda terutama yang peduli akan sejarah bangsa ini, dengan pengetahuan baru ini para pemuda utamanya para pelajar menjadi paham akan peristiwa bersejarah dan hal yang melatarbelakangi peristiwa tersebut yg ada sebelum kami lahir, dan kami para pelajar pun kelak bisa menyalurkan informasi ini kepada anak cucu kita kelak agar mereka juga paham bagaimana perjuangan para sesepuh mereka.

    Terima kasih sekali pak sudah di share ilmu ini, dengan ini ilmu yg kami miliki pun bertambah dan semakin mengenal hiruk pikuk bangsa kita😊🙏🏻


    NAMA: RATIH NOVALIA
    KELAS:XII MIPA 2
    NO ABSEN: 22
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  114. Artikel ini sangat membantu dan mudah dipahami

    Nama: SILVI NUR ARDIYANTI
    KELAS:XII MIPA 6
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  115. Artikelnya Sangat membantu dan mudah untuk dipahami dalam belajar sejarah Indonesia. Terimakasih:)

    Nama:m.frengky ardiawan
    Kelas:XII mipa 4
    No absen:27
    Tp:2021/2022

    BalasHapus
  116. Artikel ini membantu saya untuk memahami materi tentang ancaman menghadapi disintegrasi bangsa dan memudahkan saya untuk pembelajaran daring ini
    Terima kasih pak

    Nama:Dhimas ragil abrori
    Kelas:XII Mipa 4
    No.Absen:15
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  117. Artikel ini sangat membantu dan mudah dipahami
    Nama:M Dicky pramuditya
    Kelas: XII IPS 2
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  118. Artikel ini sangat membantu materinya juga lengkap dan mudah dipahami. Dan juga dapat mempermudah para siswa dalam belajar daring. Terimakasih



    NAMA: NISFI LAILATUS SYA'ABNI
    KELAS:XII MIPA 5
    NO ABSEN: 21
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  119. Artikel ini membantu saya untuk memahami materi tentang ancaman menghadapi disintegrasi bangsa dan memudahkan saya untuk pembelajaran daring ini
    Terima kasih pak

    Nama:Rico prima Oktavian
    Kelas:XII Mipa 2
    No.Absen:24
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  120. Artikel yang mudah untuk dipahami pak terimakasih.
    Nama : Rohmat Triono
    Kelas : XII Mipa 2
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  121. Artikel dan materi ini sangat membantu dan mudah untuk difahami

    Nama:M.Najih Miftahul J.
    Kelas:12 Mipa 4
    No.Absen:25
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  122. Artikelnya sangat panjang. Mudah untuk difahami dan sangat membantu. Terimakasih Pak

    Nama :Yulia Retno Agustin
    Kelas:XII MIPA 2
    TP. :2021/2022

    BalasHapus
  123. Artikel ini membantu saya untuk memahami materi tentang ancaman menghadapi disintegrasi bangsa dan memudahkan saya untuk pembelajaran daring ini
    Terima kasih pak

    Nama:Muhammad Elan Mahmud
    Kelas:XII Mipa 2
    No.Absen:20
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  124. Terima Kasih pak!,sangat membantu sekali.Dan sangat bermanfaat bagi para pelajar.

    Nama:Nabila Ulya Amalia
    Kelas:XII IPS 2
    Absen:22
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  125. Artikel ini sangat jelas dan mudah dipahami serta sangat membantu proses belajar daring dalam kondisi sekarang ini. Terimakasihh!
    Nama: Annisa Fibria Nindya
    Kelas: XII IPS 2
    No.absen: 07
    Tp: 2021/2022

    BalasHapus
  126. Terimakasih tambahan ilmunya,ini sangat membantu
    NAMA: SAFIRA WULAN FEBRIANTI
    KELAS: XII IPS 1
    NO. ABSEN: 19
    TP: 2021/2022

    BalasHapus
  127. Assalamualaikum pak,artikel ini sangat jelas dan mudah dipahamim serta membantu proses bljr dalam kondisi covid 19sekarang ini.Trimakasih

    Nama:laydia Ainur rosydah
    Kls:Xll IPS 2
    Absen:13
    TP:2020/2022


    BalasHapus
  128. Artikel web ini membantu saya dalam mempelajari ancaman disentegrasi negara
    Terimakasih pak

    Nama: Afifah Rachmalia A
    Kelas: XII Mipa 2
    Absen: 03

    BalasHapus
  129. Artikelnya sangat membantu, terima kasih
    Nama:pipit oktafia
    Kelas:x11 mipa 5
    Absen:24

    BalasHapus
  130. Penjelasan materi dalam artikelnya mudah untuk dipahami, terimakasih pak.

    Nama: Ratri Wijayanti
    Kelas: XII MIPA 2
    Absen: 23

    BalasHapus
  131. Terima kasih atas ilmunya ini sangat membantu
    Nama:Siti Asifa'ur Rahmah
    Kelas:XIImipa 3
    Absen:26

    BalasHapus
  132. Terimakasih,Menurut saya, artikel di atas mengandung isi yang sangat bermanfaat. Penulis mampu menjelaskan secara baik mengenai Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa

    Nama : DIAS SYAIFULLAH
    Kelas : XII IPS 2
    Absen : 09

    BalasHapus
  133. Artikelnya sangat membantu, terima kasih
    Nama:ahmad alif Yudha pratama
    Kelas:x11 ips 2
    Absen:2

    BalasHapus
  134. Artikel ini sangat membantu terutama bagi kami para pelajar, karena di dalamnya memuat informasi sejarah yang jelas dan terperinci sehingga dapat memberikan prngetahuan baru bagi kami yang membacanya, Terima kasih banyak atas ilmunya Pak.

    Nama: AMEL YOSI BUDI PRASTIKA
    No.Absen:8
    Kelas:XII MIPA 2
    TP:2021/2022

    BalasHapus
  135. Artikel yg sangat membantu,terimakasih

    Nama:Rahmat Maliki
    No.absen :23
    Kelas XII MIPA 3

    BalasHapus
  136. Terima kasih atas ilmunya ini sangat membantu

    BalasHapus
  137. Terimakasih.
    Nama : M. ANVIO DJUL CAHYONO ISSUDY
    Kelas: XII MIPA 3
    Absen: 13

    BalasHapus
  138. Trimakasi
    Nama:abdul jabbar nw
    Kelaa:XII MIPA 3
    Apaenai:01

    BalasHapus
  139. Artikel ini sangat membantu dengan penjabaran materi yang lengkap dan bahasa yang mudah dimengerti sehingga dapat mempermudah pembaca dalam memahami materi tsb

    Nama : Nancy Afresya
    Kelas: XII IPS 1
    Absen: 15

    BalasHapus
  140. Terimakasih atas materinya
    Nama:Revaldo Dwi Cahyo
    Kelas:XII MIPA1

    BalasHapus
  141. Artikelnya sangat mudah difahami


    Nama : Ahmad Rendi Alfito
    Kelas : XII - MIPA 6

    BalasHapus
  142. Makasih pak artikelnya sangat bagus dan mudah untuk difahami, sangat membantu pokoknya

    Nama : MAKRUS MUKTAMAR
    Kelas : XII MIPA 6

    BalasHapus
  143. Artikel nya bagus mudah dipahami sekian terima kasih

    Nama:Arya Bagus Damarjati
    Absen:16
    Kelas:XII-MIPA5

    BalasHapus
  144. Terimakasih atas materinya
    Nama: Selvi Dwi Rochma
    Kelas: Xll IPS 1
    Absen: 20

    BalasHapus
  145. Terimakasih atas materinyaaa
    Nama: putri Mukminah Izzatul Jannah
    Kelas:XII IPS 1
    Absen:18

    BalasHapus
  146. artikel ini sangat membantu dan mudah sekali di pahami sehingga sangat bermanfaat untuk para pelajar seperti saya
    terimakasih pak

    nama:atania bintan zakiya
    kelas:Xll ips 1
    absen:04

    BalasHapus
  147. sangat membantu pak, terima kasih
    Nama : Arin septia wahyu lestari
    Kelas : XII MIPA 3
    Absen : 4

    BalasHapus
  148. Artikelnya sangat mudah difahami

    Nama:Luk Luk atul masluhah
    Kelas:Xll MIPA 5
    Absen:15

    BalasHapus
  149. Artikel ini sangat lengkap dan mudah di pahami terimakasih
    Nama : Melly Tria H.k
    Absen : 10

    BalasHapus
  150. Artikelnya sangat bagus dan mudah dipahami.Terima kasih Pak

    Nama: Hamzah Syahputra
    Kelas:XII MIPA2
    Absen:18

    BalasHapus
  151. Artikelnya sangat membantu pak, terima kasih

    Nama : Anita Firdasari
    Kelas :XII IPS 1
    Absen : 02

    BalasHapus
  152. Artikel ini Mudah dimengerti dan juga dipahami

    BalasHapus
  153. Artikelnya sangat membantu dan mudah di pahami pak, terima kasih

    Nama : ahkmat alfiyanto
    Kelas:x MIPA 4
    Absen:03

    BalasHapus
  154. Artikel sangat bermanfaat


    Nama:zul kifli abas
    Kelas:XII IPS 3
    Absen:26

    BalasHapus
  155. Artikel Sangat bermanfaat terimakasih pak
    Nama:tru sandy septian
    Kelas:XII mipa 5

    BalasHapus
  156. Artikel ini sangat membantu saya dalam pelajaran ini. Apalagi dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkin kan untuk bertatap muka. Materi yang diberikan pun sangat jelas dan mudah di pahami. Terima kasih atas materinya semoga dapat bermanfaat bagi yang lainya juga.


    Nama : WAHYU DWI RAMADHAN
    Kelas : XII MIPA 5
    No.Abs : 30
    TP : 2021/2022

    BalasHapus
  157. Terimakasih.
    Nama:Moh.Yusron Afandi

    Kelas:XII MIPA 3

    absen:16

    BalasHapus
  158. Sangat bermanfaat artikel nya,Terima kasih pak








    Nama:rheza aryuda wahyu hidayat
    Kelas:XII mipa 5
    Tp:2021/2022

    BalasHapus
  159. Artikel bagus dan bermanfaat bagi kita murid" bapak suwandi

    Nama:Ahmad Azizul Hakim
    Kelas:XII mipa 6
    Absen:03

    BalasHapus
  160. Artikel diatas sangat jelas dan bermanfaat untuk dipelajari
    Nama: Oktavia Ning Asih
    Kelas: XII IPS 1
    Absen: 17

    BalasHapus
  161. Artikel mudah dicerna dan dipahami .

    nama: arisko firza renaldi
    kelas: XII mipa 1
    absen:06

    BalasHapus
  162. Artikelnya mudah dipahami, sangat bermanfaat bagi saya.
    Nama: Semiyaroh
    Kelas: XII MIPA 2
    Absen: 26

    BalasHapus
  163. Artikel di atas sangat mudah untuk saya pahami dan bermanfaat sekali
    Nama : felya wardatul firdaus
    Kelas: xII ips 2
    Absen: 11

    BalasHapus
  164. Artikel nya sangat membantu dan mudah untuk di pahami,terimakasih.
    Nama :Setiyawati
    Kelas:XII IPS 1
    TP :2021/2022

    BalasHapus
  165. Artikelnya sangat membantu dan mudah difahami. Terima kasih
    Nama:RIFKIA MAULAN NI'AM
    Kelas:X IPS 2
    Absen:25

    BalasHapus
  166. Artikelnya sangat jelas dan mudah dipahami serta sangat membantu proses belajar daring dalam kondisi sekarang ini. Terimakasihh.
    Nama : Anisa Fitrotin
    Kelas: XII IPS 2
    Absen: 06

    BalasHapus
  167. Artikelnya mantab pak

    Nama: Nurul Lailatul Fitria
    Kelas: XII MIPA 6
    absen : 21

    BalasHapus
  168. Dijelaskan dengan bahasa yang mudah
    Nama:M.Nasruddin akbar
    Kelas:XII mipa 4

    BalasHapus
  169. Artikelnya sangat membantu pak

    Nama : Ameylia Rafika Varadilla
    Kelas: XII IPS 1
    Absen: 1

    BalasHapus
  170. Artikel nya jelas dan mudah dimengerti serta sangat membantu

    Nama:Amalia rahmawatus syafa'ah
    Kelas:XII IPS 2
    Absen:4

    BalasHapus
  171. Artikelnya sangat memberi wawasan dan informasi yang sangat dibutuhkan oleh para pelajar

    Nama:Ainur Riski Wandani Islam
    Kelas:XII IPS 2
    Absen:03

    BalasHapus
  172. Artikelnya sangat bagus pak


    Nama:Malihatul Masnu'ah
    Kelas:XII IPA 3
    Absen:14

    BalasHapus
  173. Artikel nya jelas dan mudah dimengerti serta sangat membantu


    Nama: Sallima lola anta mahtadaina
    Kelas:XII IPA 3
    Absen:25

    BalasHapus
  174. Artikelnya sangat membantu bahasanya mudah di pahami

    Nama:Vita Amelia
    Kelas:XII IPA 3
    Absen:29

    BalasHapus
  175. Artikelnya bagus semogak bermanfaat

    Nama: Mukhamad Iqbal Firmansyah
    Kelas:XII ips2
    Apsen:21

    BalasHapus
  176. Artikel ini sangat membantu bagi saya,dan sangat bermanfaat sekali


    Nama : Muhammad Naufal Abdy Saputra
    Kelas : XII IPS 3
    No Absen : 12

    BalasHapus
  177. Artikelnya sangat membantu dan mudah dipahami


    Nama: Emilliya octaviani s
    Kelas:XII MIPA 4
    No absen:16

    BalasHapus
  178. Terimakasih atas pertikel"nya

    Nama:firjatullah putra ramadhan
    Kelas:XII MIPA 6
    NO ABSR:09

    BalasHapus
  179. Artikelnya bagus semogak bermanfaat

    Nama: ABDULLOH IHSAN
    Kelas:XII ips2

    BalasHapus
  180. Artikelnya sangat membantu dalam proses belajar

    Nama: Fais nurhidayatul fitria
    Kelas: XII IPS 1
    Absen: 7

    BalasHapus
  181. Artikel ini sangat bermanfaat bagi saya

    Nama:M.NASRHUL GYMNASTIAR
    kelas:XII ips2

    BalasHapus
  182. Artikel yang terkait dalam penjelasan ini, sangat mudah dipahami serta menambah wawasan ilmu pengetahuan.

    Nama:moch.richman.lissteyo
    Kelas:XII IPS 1

    BalasHapus
  183. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  184. Artikel ini mudah di fahami bagi kami
    Nama:maslikatun
    Kelas:XII MIPA 5

    BalasHapus
  185. materi yang disajikan dalam artikel ini sangat membantu untuk memahami bab tentang"Perjuangan Menghadapi Ancaman Disentegrasi Bangsa".Penulisannya jelas dan mudah dipahami,karena ada perbedaan antara judul dan sub judul.Meterinya sendiri sangat lengkap sehingga dapat memberikan pengetahuan baru bagi kami,Terimakasih banyak Pak untuk artikel yang di berikan juga ilmunya mudah mudahan bisa bermanfaat bagi banyak orang yang membacanya.

    Nama :Devi Setia Pratiwi
    Kelas :XII Mipa 2
    TP :2021/2022

    BalasHapus
  186. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  187. Artikel ini sangat bermanfaat

    Nama:Danis Ferdiansyah
    Kelas:XII IPS 3
    Absen:05

    BalasHapus
  188. Artikel ini sangat mudah untuk dipahami

    Nama:feri rizki rizki yanto
    Kelas:XII MIPA 2
    Absen:15

    BalasHapus
  189. Artikelnya sangat mudah dipahami

    Nama:Feri rizki yanto
    Kelas:XII MIPA 2
    Absen:15

    BalasHapus
  190. Nama: indah lufianasari
    Kelas:XII Mipa 6
    Artikel nya mudah dipahami

    BalasHapus
  191. Nama:Lubis Maulana
    Kelas:XII ips 1

    BalasHapus
  192. Artikelnya sangat membantu
    Nama:Lubis Maulana
    Kelas:XII IPS 1

    BalasHapus
  193. Terima kasih pak atas materinya
    Nama:Lubis Maulana
    Kelas:XII IPS 1

    BalasHapus
  194. materi yang disajikan dalam artikel ini sangat membantu untuk memahami bab tentang"Perjuangan Menghadapi Ancaman Disentegrasi Bangsa".Penulisannya jelas dan mudah dipahami,karena ada perbedaan antara judul dan sub judul.
    Nama:pras tyo dwi Julianto
    Kelas:Xll mipa 2

    BalasHapus