Selasa, 09 November 2010

Gunung Merapi Meletus Borobudur Tertutup Debu 2 Cm

JAWA TENGAH, KOMPAS.com — Letusan hebat Gunung Merapi, Jumat pekan lalu, mengakibatkan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, tertutup debu vulkanik setebal 1,5 hingga 2 cm. Ketebalan debu itu adalah ketebalan paling tebal pascapemugaran tahun 1983.
"Ketebalan sekarang yang paling besar," ucap Iskandar M Siregar, Kepala Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, ketika ditemui Kompas.com di kompleks Borobudur, Selasa (9/11/2010).
Iskandar mengatakan, debu itu merata di seluruh candi seluas 14.161 meter persegi pada bidang-bidang horizontal, seperti lantai, atas stupa, keben, dan ornamen. Adapun pada bidang vertikal, ketebalan debu relatif lebih kecil.
Iskandar juga berharap, candi segera dibersihkan agar debu tidak merusak. Namun, waktu pembersihan masih menunggu informasi terkait letusan Merapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM.
"Kalau debu didiamkan akan mempercepat kelapukan batu. Debu itu jadi pupuk buat tumbuhan. Debu juga menutup pori-pori batu, lama-kelamaan pasir masuk ke sela-sela batu, terus ke saluran air. Kalau aliran air macet, akan fatal," urainya.
"Paling cepat, pembersihan dilakukan pekan depan. Kami masih memantau info dari Pak Rono (Kepala Pusat Vukanologi Bencana Geologi), akan ada hujan abu lagi atau tidak," ucapnya.
Seluruh bangunan candi, kata dia, sebenarnya sudah dibersihkan setelah letusan Merapi pertama kali pada 26 November 2010. Saat itu, pembersihan memakan waktu tujuh hari oleh 62 orang. "Kemarin itu debunya setebal tiga milimeter. Debu dikumpulkan sampai 56 ember ukuran 10 liter. Gimana sekarang, akan lebih lama lagi," ucap dia.
Kompas.com Selasa, 9 November 2010 | 12:43 WIB
http://regional.kompas.com/read/2010/11/09/12435552/Borobudur.Tertutup.Debu.2.Cm

Candi Borobudur Mulai Dibenahi

JAWA TENGAH, KOMPAS.com - Pengelola Candi Borobudur dan warga di sekitar candi mulai membenahi dampak kerusakan akibat letusan Gunung Merapi Jumat pekan lalu. Meski jarak dengan puncak Merapi relatif jauh, yakni sekitar 40 kilometer, kerusakan hebat juga terjadi di sekitar Borobudur.
Pantauan Kompas.com, Selasa (9/11/2010), puluhan petugas memotong-motong batang pohon yang tumbang di zona II Borobudur seluas 60 hektar dari total 84 hektar. Selain itu, tumpukan debu-debu tebal disingkirkan. Pembersihan debu relatif lebih mudah lantaran hujan yang mengguyur semalam. Hujan membuat debu tidak berterbangan.
Sumardi, salah seorang pengelola Borobudur, mengatakan, saat letusan Merapi pertama kali pada 26 Oktober 2010 , Merapi tetap dibuka untuk umum. Namun, hingga tanggal 27 Oktober, pengunjung hanya diijinkan naik hingga lantai dua candi karena di puncak candi dilakukan pembersihan.
"Tanggal 30 Oktober sampai tanggal 4 Oktober kita buka penuh. Setelah itu letusan hebat. Kita tutup lagi sampai sekarang. Kita belum tahu kapan dibuka lagi," jelas Sumardi ketika ditemui di komplek Candi Borobudur.
Selain di dalam komplek Borobudur, pembersihan juga dilakukan warga di jalan akses masuk ke candi. Ratusan warga bergotong royong memindahkan tumpukan debu dijalanan dengan sekop atau menyemprotkan dengan mesin pompa yang airnya diambil dari tambak-tambak. Ikan dditambak itu telah mati.
Tutupnya Borobudur mengakibatkan kerugian yang relatif besar. Saat hari kerja, kata Sumardi, jumlah pengunjung sekitar 2.000 sampai 2.500 dengan harga tiket masuk Rp 20.000 perorang. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 10.000-15.000 orang dengan harga tiket Rp 23.000. Untuk turis dikenakan tarif 15 dollar AS.
Kompas.com Selasa, 9 November 2010 | 13:40 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Sandro Gatra
http://regional.kompas.com/read/2010/11/09/1340456/Candi.Borobudur.Mulai.Dibenahi