Rabu, 29 September 2010

Kerajaan Sriwijaya

Dalam sejarah Indonesia ada dua kerajaan kuno yang selalu disebutkan sebagai kerajaan-kerajaan yang megah dan jaya, yang melambangkan kemegahan dan kejayaan Indone¬sia di zaman dulu. Kedua kerajaan itu adalah Sriwijaya dan Majapahit.
Lokasi Kerajaan
a. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang bukan saja dikenal di wilayah Indonesia, tetapi dikenal di setiap bangsa atau negara yang berada jauh di luar Indo¬nesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat Malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubung-kan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.
Dari tepian Sungai Must di Sumatra Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya terus meluas yang mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar pada zamannya.
b. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang mendukung keberadaan Kerajaan Sriwijaya berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
Berita Asing
Mengingat Kerajaan Sriwijaya me¬rupakan kerajaan maritim dengan letak yang sangat strategis, banyak pedagang-pedagang asing yang datang untuk melakukan aktivitas di Kerajaan Sriwijaya. Untuk itu banyak ditemukan informasi mengenai keberadaan Keraja¬an Sriwijaya ini. Berita asing tersebut antara lain sebagai berikut.
Berita Arab Dari berita Arab dapat di-ketahui bahwa banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Sriwijaya. Bahkan di pusat Kerajaan Sriwijaya ditemukan perkam-pungan-perkampungan orang-orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab terhadap Kerajaan Sriwijaya seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa.
Berita India Dari berita India dapat diketahui bahwa raja dari Kerajaan Sri¬wijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan yang ada di India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola.
Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja Sriwijaya mendirikan satu prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Nalanda. Dalam prasasti tersebut dinyatakan Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak. Sebagai gantinya, kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda.
Di samping menjalin hubungan dengan Kerajaan Nalanda, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) yang terletak di India Selatan. Hubungan ini menjadi retak setelah Raja Rajendra Chola ingin menguasai Selat Malaka.
Berita Cina Dari berita Cina, dapat diketahui bahwa pedagang-pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang Cina. Para pedagang Cina sering singgah di Kerajaan Sriwijaya untuk selanjutnya meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
Berita dalam Negeri
Berita-berita dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut sebagian besar mengguna-kan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti itu antara lain sebagai berikut.
Prasasti Kedukan Bukit Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk perdagangan.
Prasasti Telaga Batu Prasasti itu menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.
Prasasti Talang Tuwo Prasasti berangka tahun 684 M. itu menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perin¬tah Raja Dapunta Hyang.
Prasasti Kota Kapur Prasasti berangka tahun 686 M. itu menyebutkan bahwa
Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukkan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau Bangka.
Prasasti Karang Berahi Prasasti berangka tahun 686 M. itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan Kerajaan Sriwijaya atas daerah itu.
Prasasti Ligor Prasasti berangka tahun 775 M. itu menyebutkan tentang ibukota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
Prasasti Nalanda Prasasti ini menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Dinasti Syailendra. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
c. Kehidupan Politik
Dalam perkembangan sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang megah dan jaya di masa lampau. Namun, tidak semua raja yang pernah memerintah meninggalkan prasasti. Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut.
Raja Dapunta Hyang Berita mengenai raja ini diketahui melalui Prasasti Kedukan Bukit (683 M). Pada masa pemerintahannya. Raja Dapunta Hyang telah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Jambi, yaitu dengan menduduki wilayah Minangatamwan. Sejak awal pemerintahannya. Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan agar Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
Raja Balaputra Dewa Pada masa pemerintahan Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaannya. Pada awalnya. Raja Balaputra Dewa adalah raja dari Kerajaan Syailendra (di Jawa Tengah). Ketika terjadi perang saudara di Kerajaan Syailendra antara Balaputra Dewa dan Pramodhawardani (kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami kekalahan. Akibat kekalahan itu. Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya berkuasa Raja Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) yang tidak memiliki keturunan, sehingga kedatangan Raja Balaputra Dewa di Kerajaan Sriwijaya disambut baik. Kemudian, ia diangkat menjadi raja.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Raja Balaputra Dewa meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan rakyat Sriwijaya.
Raja Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan Chola. Di bawah Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrana Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Kerajaan Chola, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman dibebaskan kembali.
d. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Pada awal pertumbuhannya, Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah sekitamya. Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindah dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitamya seperti Bangka, Jambi Hulu dan mungkin juga Jawa Barat (Tammanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagian barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan terhadap daerah Semenanjung Malaya bertujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan terhadap Tanah Genting Kra bertujuan untuk menguasai jalur perdagangan antara Cina dan India. Tanah Genting Kra sering digunakan oleh para pedagang untuk menye-berang dari perairan Laut Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan Sriwijaya.
Pada akhir abad ke-8 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, baik yang melalui Selat Sunda maupun Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan wilayah kekuasaan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Laut terbesar di Asia Tenggara.
e. Sriwijaya sebagai Negara Maritim
Berita tentang Kerajaan Sriwijaya berasal dari seorang musafir Cina bernama I-tsing (671 M). Berita lain berasal dari tahun 683 M dengan ditemukannya Prasasti Kedukan Bukit di Bukit Sigutang (dekat Palembang).
Prasasti mi menyebutkan bahwa seorang raja yang bijaksana berlayar ke luar negeri untuk mencari kekuatan gaib. Usaha besar yang dimaksudkan itu adalah perjalanan ekspedisi Raja Sriwijaya yang berhasil dengan gemilang menaklukan Bangka dan Melayu (di Jambi).
Prasasti Kota Kapur (686 M) yang ditemukan di Pulau Bangka menyata-kan bahwa penduduk Pulau Bangka tunduk pada Kerajaan Sriwijaya. Diberitakan pula bahwa Kerajaan Sriwijaya telah melakukan ekspedisi ke Pulau Jawa. Perluasan yang dilakukan Kerajaan Sriwijaya bertujuan untuk menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan Selat Sunda, yang merupa-kan jalur pelayaran dan perdagangan yang penting. Keberhasilan Kerajaan Sriwijaya berkuasa atas semua selat itu menjadikannya sebagai penguasa tunggal jalur aktivitas perdagangan dunia yang melalui Asia Tenggara.
Armada Kerajaan Sriwijaya yang kuat dapat menjamin keamanan aktivitas pelayaran dan perdagangan. Armada Sriwijaya juga dapat memaksa perahu dagang untuk singgah di pusat atau di bandar Kerajaan Sriwijaya. Semakin ramainya aktivitas pelayaran perdagangan mengakibatkan Kerajaan Sriwijaya menjadi tempat pertemuan para pedagang atau pusat perdagangan di Asia Tenggara. Pengaruh dan peranan Kerajaan Sriwijaya semakin besar di laut. Bahkan para pedagang dari Kerajaan Sriwijaya juga melakukan hubungan sampai di luar wilayah Indonesia, sampai ke Cina di sebelah utara/ atau Laut Merah dan Teluk Persia di sebelah barat.
f. Hubungan Luar Negeri
Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar Indonesia, terutama dengan kerajaan-kerajaan yang berada di India, seperti Kerajaan Pala (Nalanda) di Benggala dan Kerajaan Cholamandala di pantai timur India Selatan.
D Sriwijaya dan Pala
Sekitar abad ke-8 M hingga abad ke-11 M daerah Benggala diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Pala. Seorang rajanya yang terbesar bernama Raja Dewa Paladewa (abad ke-9 M). Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kera¬jaan Pala amat baik, terutama dalam bidang kebudayaan dan agama. Kedua kerajaan ini menganut agama Buddha. Banyak Bhiksu dari Kerajaan Sriwijaya belajar agama di perguruan tinggi Nalanda. Hubungan baik ini dibuktikan dengan Prasasti Nalanda (860 M). Di samping pembebasan lima desa dari pajak, prasasti itu juga berisi pernyataan bahwa Raja Balaputra Dewa terusir dari Kerajaan Syailendra akibat kalah perang melawan kakaknya Pramo-dhawardani dan kemudian diangkat menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya. Dengan demikian, hubungan dengan Kerajaan Pala adalah untuk mendapat-kan dukungan dalam memperkuat kedudukannya menjadi raja di Sriwijaya.
Sriwijaya dan Cholamandala
Pada awalnya hubungan kedua kerajaan itu amat baik. Raja Sriwijaya yang bernama Sanggrama Wijayattunggawarman mendirikan satu biara (1006 M) di Kerajaan Chola untuk tempat tinggal para bhiksu dari Kerajaan Sriwijaya.
Persahabatan kedua kerajaan berubah menjadi permusuhan akibat persaingan di bidang pelayaran dan perdagangan. Raja Rajendra Chola yang berkuasa di Kerajaan Chola melakukan dua kali serangan ke Kerajaan Sriwijaya. Serangan pertama tahun 1007 M mengalami kegagalan. Namun, serangan kedua (1023/1024 M) berhasil merebut kota dan bandar-bandar penting Kerajaan Sriwijaya/ bahkan Raja Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan.
Serangan itu tidak mengakibatkan terjadinya penjajahan, karena tujuannya hanya membinasakan armada Kerajaan Sriwijaya. Jika kekuatan Kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan, maka jaringan pelayaran perdagangan di wilayah Asia Tenggara hingga India dapat dikuasai oleh Kerajaan Chola.
Walaupun serangan Kerajaan Chola tidak mematikan Kerajaan Sriwijaya, tetapi untuk sementara kekuatan Sriwijaya lumpuh. Kelumpuhan Kerajaan Sriwijaya merupakan peluang baik bagi Airlangga di Jawa Timur yang dengan cepat menyusun kekuatan angkatan perangnya, baik di darat maupun di laut. Dalam waktu singkat keruntuhan Kerajaan Dharmawangsa dapat ditegakkan kembali, sehingga ketika kekuatan Kerajaan Sriwijaya pulih kembali, di Jawa Timur telah berdiri negara besar dan kuat, sebagai saingannya.

g. Mundurnya Kerajaan Sriwijaya
Pada akhir abad ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi.
Faktor Politik Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari, yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara. Kerajaan Singasari yang berdta-cita menguasai seluruh wilayah Nusantara mulai mengirim ekspedisi ke arah barat yang dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi ini, Kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak.
Faktor Ekonomi Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya. Akibatnya, para pedagang yang melakukan penyeberangan ke Tanah Genting Kra atau yang melakukan kegiatan ke daerah Melayu (sudah dikuasai Kerajaan Singasari) tidak lagi melewati wilayah kekuasaan Sriwijaya. Keadaan seperti ini tentu mengurangi sumber pendapatan kerajaan.
Dengan alasan faktor politik dan ekonomi, maka sejak akhir abad ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit tahun 1377 M.

47 komentar:

  1. mundurnya kerajaan sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya faktor ekonomi, sumber pendapatan kerajaan sriwijaya berkurang akibat banyak para pedagang yang tidak melakukan perdagangan di wilayah kerajaan sriwijaya lagi mungkin mundurnya kerajaan sriwijaya ini tidak akan terjadi apabila memiliki sumber pendapatan yagn lain dan tidak hanya menggantungkan pada para pedagang yang melakukan perdagangan di wilayahnya


    nama : feni lailiyah
    kelas: XI IPA1
    TP : 2011/2012
    SMA NEGERI 1 SEKARAN

    BalasHapus
    Balasan
    1. benerjuga ya aku sih masih percaya kalau kerajaan sriwijaya itu memang ada soal nya aku orang palembang,aku sering denger sejarah sriwijaya



      Nama :Redho hadi N.
      kelas :X TKJ 2
      TP :2012/2013
      SMK N 3 OKU

      Hapus
    2. tapi klo gua sih gak percaya masa ente percaya????

      Hapus
    3. Gile lu ndro..!!

      Hapus
  2. bener juga tapi yang bikin binggung kenapa ya sewaktu kerajaan sriwijaya runduh kok malah di tinggal kan bukannya dijaga atau mencari keuntungan yang lain biar sriwijaya tetap jaya selama-lamanya.

    BalasHapus
  3. Raynaldy farishtya Syafiq
    XI IPS I SMA NEGERI ! TEGAL
    ikut absen :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dhiko Marida
      XI IPS 2
      SMA SEMEN GRESIK
      tidak pernah absen sekolah :D

      Hapus
    2. XI IPS 1

      SMA 1 semarapura, bali................sering absen gan

      Hapus
    3. XI IPS 1

      SMA 1 semarapura, bali................sering absen gan

      Hapus
    4. IS 1.1
      SMAN 1 SALATIGA absen :)

      Hapus
  4. sriwijaya memiliki peranan penting
    diantranya :
    sebagau negara maritim,sebagai pusat agama budha,dan sebagai negara nasional yang pertama

    BalasHapus
  5. "Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya berkuasa Raja Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) yang tidak memiliki keturunan, "
    kutipan dari artikel diatas....

    apa kata-kata diatas gak rancu pak???
    Padahal pada artikel kerajaa Mataran Kuno dinasti Syailendra dikatakan bahwa "Raja Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra Dewa yang merupakan anak dari selir."

    Sebenarnya "Balaputra Dewa" ini anak dari siapa???
    Selir atau Kakakya Raja Dharma dari SRIWIJAYA????

    BalasHapus
  6. Eka saputra
    XII IPA
    dari SMA N 1 Abab

    BalasHapus
  7. ada yang tau
    raja pertama di kerajaan sriwijaya
    dan
    raja terkenal di kerajaan sriwijaya

    XI SIA 2
    SMA NEGERI 1 KUNDUR

    BalasHapus
  8. kerajaan sriwijaya mundur karena raja-rajanya korupsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe ....perlu didukung data sejarah dalam bentuk prasasti atau catatan-catatan lain yang membenarkan pendapat anda

      Hapus
    2. Kerajaan sriwijaya ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pemerintahannya.Hal ini membuat kerajaan sriwijaya terkenal sampai luar indonesia.

      Nama:AZWIM ZAKARIYAH
      Kelas:XI IPA 2

      Hapus
    3. bapak kau yang korupsi anjing kampang

      Hapus
  9. Menurut saya kerajaan sriwijaya dulunya pasti berpengaruh besar sehingga sampai terkenal di luar Indonesia.



    Nama :Dwi Elfira Tri Y.
    Kelas
    :XI ipa1

    BalasHapus
  10. Adakah perbedaan sistem pemerintahan kerajaan sriwijaya dengan kerajaan lain terutama di Asia Tenggara

    BalasHapus
  11. terimaksih atas informasinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak apa yang pernah pengaruh dari kerajaan sriwijaya di nusantara ini?

      Hapus
  12. semua sudah diatur tuhan yang maha es.,masuknya islam,masuknya belanda,inggris,apalagi jepang,sampai sekarang pemerintahan ini,meninggalnya banyak nyawa2 yang sia2,dan semoga kita bisa sejahtera dan tidak dijajah lagi,dan lebih bisa beribadah tuk tujuan akhir kehidupan yang sebenarnya.atas nama MANUSIA yang bernyawa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener juga tuh..
      kehidupan itu gak ada yang abadi..

      nama: sisi
      kelas: XI IPA.1 SMAN SUKAMARA

      Hapus
  13. jenis usaha ny sriwijaya yg mna ?

    BalasHapus
  14. jenis usaha ny sriwijaya yg mna ?

    BalasHapus
  15. memang banyak kelebihan sriwijaya, kelebihan.com

    BalasHapus
  16. Tri kisworo
    SMA N 1 Kejobong ngikut absen..

    BalasHapus
  17. itu yang jual non\mor lolok..bin bento ..............

    BalasHapus
  18. Pendiri kerajaan sriwijaya adalah orang sunda

    BalasHapus
  19. acara ooppppoooo iki...

    BalasHapus
  20. Orang2 Malaysia mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya bermula dari semenanjung Malyasia

    BalasHapus
  21. KERAJAAN SERIWI JAYA ITU EMANG BENAR ADA,,, AKU ORANG BENGKULU SELATAN KAUR TAPI KAKEK SAYA ORANG PALEMBANG ASLI ,, MENCARI CINTA KE BENGKULU KAU KETEMU LAH TENEK SAYA AKIRNY TURUN LAH AKU,,,, ITU LAH SEJARAH KAKEK KU HA HA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masaaaaaaaaaaa sihhhh?? Yang bener?? Mas Adhy?? Garingggg

      Hapus
  22. Kerajaan sriwijaya sedari awal memang sudah berada dipalembang jauh sebelum peristiwa sidhayatra jaya sriwijaya 683M, sebagaimana dalam prasasti kedukan bukit itu.
    fakta sejarah yang berdasarkan keterangan itsing tahun 671 itsing sudah berada di kerajaan sriwijaya dengan sebutan she-le-foshih. dengan ibukota foshih yang terletak di sungai fishih.
    setelah 6 bulan tinggal di kota foshih, itsing melanjutkan pelayaranya ke melayu
    setelah 15hari berlayar dari shelifoshih itsing tiba di kerajaan melayu.tahun 683 sriwijaya melakukan perluwasan wilayah dibawah pimpinan raja sriwijaya dapuntahyang sri jaya nasa sriwijaya menaklukan minangatamwan. dalam prasasti kedukan bukit yang nanti akan kita bahas panjang lebar tahun 683 minangatamwan takluk oleh sriwijaya. tahun 683M itu bukanlah pendirian sriwijaya sebab 670M sriwijaya sudah berdiri. dan bukan pula 683 itu pemindahan ibukota dari minangatamwan ke sriwijaya sebab tahun 670 ibu kota sriwijaya sudah berada di foshih/ kota jaya/ kota wijaya atau kota mushi. sungai fosih itu jelas sungai mushi.pendapat yang mengatakan thn683 M adalah pendirian kerajaan sriwijaya atau pemindahan ibukota sriwijaya jelas hal itu sangat bertentangan dengan fakta sejarah yang ada bersumber dari keterangan itsing tsb.
    kalau saya pribadi saya setuju dengan pendapat jg codes dan slamet mulyana yang mengatakan sriwijaya selamanya berada di palembang. tahun 683 itu adalah penaklukan sriwijaya atas negri minangatamwan.memang sejak itu minangatamwan takpernah terdengar lagi hilang lenyab bak di telan bumi. tapi sriwijaya semakin malang melintang dan bersinar dalam sejarah.
    asal usul dapuntahyang srijaya nasa raja sriwijaya yang menaklukan minangatamwan berdasarkan prasasti yang memuat silsilah leluhur beliau belum temukan. tapi berdasarkan bahasa yang di pakai dapuntahyang sri jaya nasa dalam membuat prasasti baik yang ada di sumatra dan jawa dapatlah disimpulkan darimana asal usul dapuntahyang sri jaya nada ini.dari bahasa prasasti sriwijaya itu menggunakan bahasa sanskerta india bahasa melayu palembang dan bahasa sunda. dari situ dapat disimpulkan dapuntahyang berasal dari keturunan india bercampur melayu palembang dan sunda. paling tidak agama dapunta berasal dari agama india / budah pada saat pembuatan prasasti. tapi dapunta bukanlah orang india asli yang datang dari infia langsung, sebab dapunta hyang juga memakai bahasa melayu palembang dan sedikit bahasa sunda.tentang kosakata melayu palembang /bahasa palembang lama dalam prasasti sriwijaya nanti akan kita bahas pula panjang lebar.

    BalasHapus
  23. Nitip jejak
    Amalia sma negri 1 sungai pandan XI IPA 2

    BalasHapus
  24. Bolehlah bolehlaah

    Nama:Nurfahira Lavenia
    Kelas:XI Ips5
    Sekolah:SMA NEGERI 1 TERNATE (Maluku Utara)


    BalasHapus
  25. Ibukota sriwijaya tdk pernah ada di muara takus. Muara takus hanya tempat peribadatan umat budha, spt yg dketahui bersama agama resmi kerajaan sriwijaya adalah budha dgn guru besarnya SERLINGPA DHARMAKIRTI. Ajaran serlingpa dharmakirti msih diamalkan dan dpelajari di tibet. Dalai lama dengan bangganya mnyebutkan ajaran budha yg ada di tibet diajarkan oleh serlingpa dharmakirti putra bangsawan sriwijaya.

    BalasHapus