Rabu, 29 September 2010

Kerajaan Samudera Pasai


a. Letak Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam. Secara geografis, Kerajaan Samudera Pasai terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatera bagian utara yang berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yakni Selat Malaka.
Kesultanan Pasai, juga dikenal denganSamudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitarKota Lhokseumawe dan Aceh Utara, ProvinsiAcehIndonesia.
Dengan posisi yang sangat strategis ini, Kerajaan Samudera Pasai berkembang men-jadi kerajaan Islam yang cukup kuat pada masa itu. Perkembangan ini juga didukung dengan hasil bumi dari Kerajaan Samudera Pasai seperti lada. Di pihak lain, bandar-bandar dari Kerajaan Samudera Pasai juga dijadikan bandar penghubung (bandar transito) antara para pedagang Islam yang datang dari arah barat dengan para pedagang Islam dari arah timur.
Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
b. Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai tidak dapat diketahui dengan pasti. Akan tetapi para ahli berhasil menemukan bukti tentang perkembangan kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Samudera Pasai antara lain:
Nazimuddin al-Kamil. Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir. Pada tahun 1238 M, ia mendapat tugas merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Nazimuddin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada.
Nazimuddin al-Kamil meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai dengan berlandaskan hukum-hukum ajaran Islam. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat, walaupun secara politis Kerajaan Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Setelah berhasil mengalahkan Dinasti Fatimah di Mesir (penganut aliran Syi'ah), Dinasti Mamaluk (penganut aliran Sunni) ingin merebut Samudera Pasai agar dapat menguasai pasaran lada di wilayah timur. Dinasti Mamaluk mengirim Syekh Ismail yang bersekutu dengan Marah Silu (keturunan Marah Pasai). Mereka berhasil merebut Kerajaan Samudera Pasai, dan Marah Silu diangkat sebagai raja dengan gelar Sultan Malikus Shaleh. (Malik al-Saleh)
Sultan Malikul Saleh memerintah Samudera Pasai dari tahun 1285-1297 M. Sultan yang semula menganut aliran Syi'ah itu akhirnya berbalik menganut aliran Sunni, seperti Dinasti Mamaluk..Perkawinan Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari memperkuat kedudukannya di timur Aceh. Sehingga kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan di selat Malaka.
Sultan Malikul Thahir Setelah Sultan Malikul Saleh wafat, tahta kerajaan beralih pada putranya yang bergelar Sultan Malikul Thahir (Malik Al-Thahir). Pada masa kekuasaannya (1297-1326), terjadi peristiwa penting di Kerajaan Samudera Pasai saat putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru (Barumun) dan bergelar Sultan Malikul Mansur. la kembali kepada aliran yang semula yaitu aliran Shiah.
Ketika Kerajaan Malaka muncul dan berkembang sebagai pusat perda-gangan di Selat Malaka, kedudukan Kerajaan Samudera Pasai sebagai daerah perdagangan mulai redup.
c.Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Ekonomi masyakarat Kerajaan Samudera Pasai berkaitan dengan perdagangan dan pelayaran. Hal itu disebabkan karena letak Kerajaan Samudera Pasai yang dekat dengan Selat Malaka yang menjadi jalur pelayaran dunia saat itu. Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Pasai – Arab – India – Cina. Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
d. Kehidupan Sosial-Budaya
Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap beberapa lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian, para pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama dengan penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat, Persia, dan Arab untuk menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, kehidupan sosial masyarakat dapat lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.
Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran syafi’i dalam perkembangannya di Pasai menyesuaikan dengan adat istiadat setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

e. Peninggalan Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri pada abad ke-13 M di Lhoksumawe, Aceh Utara, telah berhasil membangun peradaban gilang-gemilang di bumi nusantara, tepatnya di tanah berjuluk "Serambi Makkah" itu.  Menurut Marco Polo, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu atau Sultan Malik al-Saleh (1285-1297).
Dalam catatan petualang Muslim Ibnu Batutah pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Saleh, Samudera Pasai telah mempunyai hubungan diplomatik dengan Cina.  Hal itu diberitakan dalam sejarah Dinasti Yuan dan Cina.
Kerajaan ini memiliki letak geografis yang strategis. Berbatasan dengan Selat Malaka dan berada pada jalur perdagangan internasional melalui Samudra Hindia antara Jazirah Arab, India, dan Cina. Berikut ini sejumlah peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang masih diakses sampai sekarang. 

Mata Uang Emas 
Dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan penerjemah Laksamana Muslim Cheng Ho, disebutkan mata uang Samudera Pasai adalah dinar emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1 dinar = 1.600 keueh). Pasai telah mencetak dinar pertamanya pada masa Sultan Muhammad (1297- 1326) dengan satuan emas yang sepadan dengan 40 grains atau 2,6 gram.
Dirham ini tetap berlaku sampai bala tentara Nippon mendarat di Seulilmeum, Aceh Besar pada 1942. Sampai hari ini pun, di Sumatra Barat masih dijumpai pemakaian satuan mas (1 mas = 2,5 gram) 
sebagai unit jual beli, terutama untuk tanah. 

Batu Nisan Malik as-Saleh 
Batu Nisan Sultan Malikus Saleh terletak di Kompleks Makam Sultan Malikus Saleh, Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Batu nisan lain yang juga terdapat di dalam kompleks ini adalah batu nisan Sultan Malikus Zahir, putra dan penerusnya. Batu nisan Sultan Malikus Saleh memperlihatkan peralihan dari pengaruh arsitektur Buddhis ke pengaruh arsitektur Islam.
Dari ornamen Nisan Malikus Saleh terlihat bahwa batu nisan tersebut berasal dari Gujarat (India). Hal ini berarti Kerajaan Samudera Pasai bersifat terbuka dalam menerima budaya lain, yaitu dengan memadukan budaya Islam dengan budaya India. 

Hikayat Raja Pasai
Hikayat Raja Pasai merupakan karya sastra sejarah. Hikayat ini merupakan satu-satunya peninggalan sejarah zaman kerajaan Pasai.  Dalam naskah diceritakan peristiwa- peristiwa yang terjadi antara 1250-1350 M. Zaman ini adalah masa pemerintahan Raja Meurah Siloo yang kemudian masuk agama Islam dan mengganti namanya dengan Malik al-Shalih.
Menurut perkiraan Dr Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad ke-14. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya Kesultanan Samudera Pasai sampai penaklukannya oleh Kerajaan Majapahit.  Hikayat Raja Pasai merupakan salah satu sumber tentang cerita masuknya Islam ke Sumatra.

5 komentar:

  1. posisi secara pasti kerajaannya berlokasi dimana ya???

    BalasHapus
  2. Aceh lhoksumawe kalo ga slh ato belum pindah. Hehe...

    BalasHapus
  3. bukti sejarahnya? kehidupan sosial budaya dan ekonominya? penyebab kemundurannya? thanks ya

    BalasHapus