Rabu, 29 September 2010

Kerajaan Medang Kahuripan (929 - 1042)


Kerajaan ini seringkali disebut dengan nama Medang Kamulan dapat dikatakan sebagai kelanjutan Mataram karena ia tak lain adalah ibukota Mataram. Nama kamulan bisa dianggap sebagai perubahan kata “kamulyaan” atau “kemulian”. Namun, sebagian ahli berpendapat, Medang Kamulan adalah ibukota Kediri atau Jenggala. Adapula yang menyebutnya Kerajaan Kahuripan.
Pada masa Medang Kamulan (Kahuripan) inilah terjadi perpindahan kekuasaan politik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, setelah Mataram hancur karena letusan Gunung Merapi. Pergeseran peta kekuasaan ini pada perkembangannya sangat menentukan sejarah perpolitikan di Jawa khususnya. Medang Kahuripan ini  dibangun oleh keturunan raja Mataram. Namanya Mpu Sindhok, pendiri Dinasti Isana. Dinasti Isana ini memerintah Medang Kamulan selama satu abad sejak 929 M.




Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kahuripan terletak di muara Sungai Brantas. Ibukotanya bernama Watan Mas. Kerajaan itu didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kahuripan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup Nganjuk di sebelah barat, Pasuruan di sebelah timur, Surabaya di sebelah utara, dan Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kahuripan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
a. Sumber Sejarah
Sumber sejarah Kerajaan Medang Kahuripan berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
3 Berita Asing
Berita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kahuripan di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kahuripan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kahuripan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat pada catatan-catatan negeri Cina tentang datangnya duta persahabatan dari Jawa.
Berita Prasasti
Beberapa prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Medang Kahuripan antara lain:
• Prasasti dari Mpu Sindok, dari Desa Tangeran (daerah Jombang) tahun 933 M menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.
• Prasasti Mpu Sindok dari daerah Bangil menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah pembuatan satu candi sebagai tempat pendharmaan ayahnya dari permaisurinya yang bernama Rakryan Bawang.
• Prasasti Mpu Sindok dari Lor (dekat Nganjuk) tahun 939 M menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah pembuatan candi yang bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang.
• Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah keturunan dari Raja Mpu Sindok.
b. Kehidupan Politik
Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kahuripan, terdapat beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kahuripan dengan gelar Mpu Sindok Sri Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana.
Raja Mpu Sindok termasuk keturunan Raja Dinasti Sanjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Oleh karena kondisi Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir, Mpu Sindok adalah peletak dasar Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Namun, setelah Mpu Sindok turun tahta, keadaan Jawa Timur dapat dikatakan suram, karena tidak adanya prasasti-prasasti yang menceritakan kondisi Jawa Timur. Baru setelah Airlangga naik tahta muncul prasasti-prasasti yang dijadikan sumber untuk mengetahui keberadaan Kerajaan Medang Kahuripan di Jawa Timur.
Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Kebesaran Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya. Raja Dharmawangsa percaya bahwa kedudukan ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang kuat merupakan ancaman bagi perkembangan Kerajaan Medang Kahuripan. Oleh karena itu. Raja Dharmawangsa mengerahkan seluruh angkatan lautnya untuk menduduki dan menguasai Kerajaan Sriwijaya. Akan tetapi, selang beberapa tahun kemudian, Sriwijaya bangkit dan mengadakan pembalasan terhadap Kerajaan Medang Kahuripan yang masih diperintah oleh Dharmawangsa.
Dalam usaha menundukkan Kerajaan Medang Kahuripan, Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan dengan kerajaan kecil yang ada di Jawa, yaitu dengan Kerajaan Wurawari. Serangan dari Kerajaan Wurawari itulah yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kamulan (1016 M). Serangan itu terjadi ketika Raja Dharmawangsa melaksanakan upacara pernikahan putrinya dengan Airlangga (dari Bali). Dalam serangan itu. Raja Dharmawangsa beserta kerabat istana tewas. Namun Airlangga dapat melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama.
Airlangga Dalam prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga masih termasuk keturunan Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang menikah dengan Raja Udayana.
Ketika Airlangga berusia 16 tahun ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa. Pada saat upacara pernikahan itulah terjadi serangan dari Kerajaan Wurawari, yang mengakibatkan hancurnya Kerajaan Medang Kahuripan. Seperti sudah disebut, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pengikutnya yang setia, yaitu Narottama ke dalam hutan. Di tengah hutan Airlangga hidup seperti seorang pertapa dengan menanggalkan pakaian kebesarannya.
Selama tiga tahun (1016-1019 M), Airlangga digembleng baik lahir maupun batin di hutan Wonogiri. Kemudian, atas tuntutan dari rakyatnya, pada tahun 1019 M Airlangga bersedia dinobatkan menjadi raja untuk meneruskan tradisi Dinasti Isyana, dengan gelar Rakai Halu Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga Teguh Ananta Wirakramatunggadewa.
Antara tahun 1019-1028 M, Airlangga berusaha mempersiapkan diri agar dapat menghadapi lawan-lawan kerajaannya. Dengan persiapan yang cukup, antara tahun 1028-1035 M, Airlangga berjuang untuk mengembalikan kewibawaan kerajaan. Airlangga menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat seperti Kerajaan Wurawari, Kerajaan Wengker, dan Raja Putri dari selatan yang bernama Rangda Indirah. Peperangan menghadapi Rangda Indirah ini diceritakan melalui cerita yang berjudul Calon Arang.
Setelah Airlangga berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, ia mulai membangun kerajaan di segala bidang kehidupan untuk kemakmuran rakyatnya. Dalam waktu singkat Kerajaan Medang Kahuripan berhasil meningkatkan kesejahteraannya, keadaan masyarakatnya stabil. Setelah tercapai kestabilan dan kesejahteraan kerajaan, pada tahun 1042 M Raja Airlangga memasuki masa kependetaan. Tahta kerajaan diserahkan kepada seorang putrinya yang terlahir dari permaisuri, tetapi putrinya telah memilih menjadi seorang pertapa dengan gelar Ratu Giri Putri, maka tahta kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang terlahir dari selir Airlangga. Selanjutnya, Kerajaan Medang Kahuripan terbagi dua, untuk menghindari perang saudara, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri (Panjalu).

17 komentar:

  1. perlu saya tambahkan pak bahwa letak geografis kerajaan medang kamulan adalah
    1. Letak Geografis

    Kerajaan Medang kamulan merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan Medang menjadi Kerajaan tersendiri sejak Mpu sindok membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana.

    BalasHapus
  2. trimakasih atas informasinya.
    izin copy ya buat tugas

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan asalkan disebutkan sumber copian dari : suwandi-sejarah.blogspot.com

      Hapus
  3. tolong di upload lagi dong lebih rinci soal kerajaan medang kamulan yang masih berhubungan dengan kota nganjuk

    BalasHapus
  4. Thank's
    Mohon Izin nya untuk Copy

    BalasHapus
  5. bingung mau komentar apa ,,, di tambahin aja ya ....

    Kehidupan sosial-budaya

    Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengi inkan penyusunan kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Airlangga tercipta karya sastra Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa. Raja Airlangga merupakan raja yang peduli pada keadaan masyarakatnya. Hal itu terbukti dengan dibuatnya tanggul-tanggul dan waduk di beberapa bagian di Sungai Berantas untuk mengatasi masalah banjir. Pada masa Airlangga banyak dihasilkan karya-karya sastra, hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kebijakan raja yang melindungi para seniman, sastrawan dan para pujangga, sehingga mereka dengan bebas dapat mengembangkan kreativitas yang mereka miliki.
    Pada kronik-kronik Cina tercatat beberapa hal penting tentang Kediri
    yaitu:
    1) Rakyat Kediri pada umumnya telah memiliki tempat tinggal yang baik,
    layak huni dan tertata dengan rapi, serta rakyat telah mampu untuk
    berpakaian dengan baik.
    2) Hukuman di Kediri terdapat dua macam yaitu denda dan hukuman mati
    bagi perampok.
    3) Kalau sakit rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup dengan memuja
    para dewa.

    BalasHapus
  6. bang kalau gambar kerajaan medang kamulannya mana mas?

    BalasHapus
  7. Apakah kaitannya Kerajaan Medang Kamulan dan Medang Gana dengan Kerajaan Tana Kala/Kala Tana dan Raktamrittika atau Tana Mera?

    BalasHapus
  8. kerajaan medang kamulan pindah sebabnya ap?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meletusnya gunung berapi.
      Menghindari serangan dari kerajaan sriwijaya.
      Adanya daratan rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
      Lokasi di Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
      Adanya sungai-sungai besar di Jawa Timur sehingga sangat mudah jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan.

      Hapus
  9. berdiri dan runtuhnya gimana ya?"'''''''''''''''''

    BalasHapus
  10. ini sama mataram kuno sama gak ya?

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus